Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Siapa Lebih Unggul India atau Pakistan dalam Senjata Nuklir?



loading…

India lebih unggul dalam kepemilikan senjata nuklir. Foto/X/@vladimirputiniu

ISLAMABAD – India diam-diam melampaui Pakistan dalam jumlah hulu ledak nuklir untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade, menandakan pergeseran dalam keseimbangan strategis Asia Selatan.

Ketika emosi berkobar antara dua tetangga bersenjata nuklir, setelah serangan teror brutal di Kashmir yang menewaskan 26 wisatawan, Asia Selatan semakin dekat dengan potensi konfrontasi militer.

Di Lembah Baisaran yang indah, teror menyerang dengan kekejaman yang menghancurkan ketenangan Kashmir yang rapuh. Militan yang didukung Pakistan menyergap 26 wisatawan yang tidak menaruh curiga, menodai padang rumput Pahalgam dengan darah dan memicu serangkaian peristiwa yang sekarang mengancam akan meluas jauh melampaui batas-batas lembah.

Tanggapan pemerintah India cepat dan tak kenal ampun. Rumah-rumah yang diduga milik militan telah dihancurkan. Pasukan keamanan menyerbu tempat-tempat yang diduga sebagai tempat persembunyian. Ratusan pekerja lapangan — warga sipil yang dituduh membantu militan — telah ditangkap untuk diinterogasi secara intensif, demikian laporan pejabat pada hari Sabtu.

Sementara itu, Kementerian Informasi dan Penyiaran telah menginstruksikan media untuk menghentikan siaran langsung operasi militer, yang bertujuan untuk menjaga keamanan operasional dan ketertiban umum.

Namun penderitaan Kashmir hanyalah awal dari krisis yang jauh lebih besar dan lebih serius. Saat New Delhi menuding Islamabad, menyalahkan Pakistan karena melindungi dan mendukung jaringan teroris, hubungan diplomatik antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir itu terurai dengan kecepatan yang menakutkan. Diplomat Pakistan telah diusir. Perbatasan ditutup. Perjanjian pembagian air ditangguhkan.

Asia Selatan sekali lagi berada di ujung tanduk.

Perang Nuklir di Depan Mata, Siapa Lebih Unggul India atau Pakistan dalam Senjata Pemusnah Massal?

1. Realitas Nuklir yang Berbahaya

Melansir Eurasian Times, tepat saat ketegangan meletus, perkembangan lain yang meresahkan menuntut perhatian: keseimbangan kekuatan nuklir antara India dan Pakistan telah bergeser.

Menurut laporan Status of World Nuclear Forces terbaru yang dirilis oleh Federation of American Scientists (FAS), India kini memiliki sekitar 180 hulu ledak nuklir, melampaui perkiraan Pakistan yang berjumlah 170.

Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade India melampaui saingannya dalam hal jumlah stok nuklir, yang menandakan perubahan kecil namun penting dalam lanskap strategis Asia Selatan.

Perubahan ini telah diramalkan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) dalam laporannya tahun 2024, yang memperkirakan stok India sekitar 172 hulu ledak nuklir — sedikit melampaui jumlah Pakistan yang berjumlah 170.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *