Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Menghormati Presiden Sebelumnya adalah Tradisi Demokrasi



loading…

Waketum PSI Andy Budiman menilai tak ada yang salah jika para menteri menemui Jokowi dalam suasana Idulfitri 2025. Foto/PSI

JAKARTA – Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman menilai tak ada yang salah jika para menteri menemui Jokowi. Apalagi dalam suasana Idulfitri 2025.

“Jika ada menteri atau pejabat lain menemui Pak Jokowi itu adalah bentuk penghormatan. Dalam tradisi demokrasi, menghormati mantan presiden adalah bagian dari budaya politik yang sehat,” ujar Andy Budiman, Jumat (18/4/2025).

“Pak Jokowi adalah sosok yang telah memimpin sebagai presiden dua periode dan tetap menjadi tokoh nasional yang dihormati, baik secara personal maupun politik,” sambungnya.

Andy menegaskan, kunjungan-kunjungan tersebut dilakukan dalam kapasitas informal, bukan dalam kapasitas sebagai pejabat negara. Tidak ada pelanggaran hukum, protokol, atau etika dalam konteks pertemuan-pertemuan tersebut.

“Jangan menjalankan politik pecah belah. Persatuan dan nasionalisme jangan sekadar menjadi jargon ideologi, harus dipraktikkan secara nyata dan konsisten,” kata Andy.

PSI menyesalkan jika ada ada kekuatan politik yang mengaku berideologi persatuan tapi kader dan elitnya gemar menjalankan politik devide et impera.

“Negeri ini lebih memerlukan kerja sama, bukan politik pecah belah. Mohon diingat bahwa Pak Jokowi mendukung penuh pemerintahan saat ini, bukan bagian dari oposisi atau kelompok di luar pemerintahan,” pungkas Andy.

(shf)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *