Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

China Setop Impor LNG AS Gegara Tarif Trump, Geser ke Sumber Alternatif



loading…

China telah menghentikan impor gas alam cair (LNG) dari AS selama 40 hari, untuk menjadi jeda terpanjang dalam hampir dua tahun terakhir. Foto/Dok

JAKARTAChina telah menghentikan impor gas alam cair (LNG) dari AS selama 40 hari, untuk menjadi jeda terpanjang dalam hampir dua tahun terakhir. Penangguhan ini didorong oleh ketegangan perdagangan, yang memaksa para pedagang untuk mengalihkan pengiriman demi menghindari tarif tinggi.

Dalam laporan Bloomberg disebutkan, situasi tersebut berdampak pada pasar LNG global. Kesenjangan saat ini terkait impor LNG AS ke China adalah yang terpanjang sejak Juni 2023, sesuai data pelacakan kapal dari Bloomberg.

Selain itu, Kpler, sebuah perusahaan analitik mengonfirmasi bahwa tidak ada pengiriman AS yang saat ini sedang dalam perjalanan ke China. Perkembangan ini menggarisbawahi perang dagang yang dipicu pemerintahan Donald Trump, mengancam memisahkan penjual dan pembeli LNG terbesar di dunia.

Sebagai balasan atas pungutan AS untuk ekspor China, Beijing memberlakukan tarif 15% pada pengiriman LNG AS, mulai 10 Februari. Akibatnya menurut para pedagang, gas China dengan komitmen jangka panjang untuk proyek-proyek AS mengarahkan pengiriman ke Eropa.

“Perusahaan-perusahaan China juga ragu-ragu untuk menandatangani kesepakatan baru dengan fasilitas AS, memilih pemasok di kawasan Asia-Pasifik atau Timur Tengah,” kata laporan itu seperti dilansir GlobalData.

China Resources Gas International baru-baru ini sepakat untuk membeli LNG dari Woodside Energy Group Australia selama 15 tahun, mulai tahun 2027. Ini menandai kesepakatan pasokan berjangka pertama antara perusahaan China dan Australia dalam beberapa tahun menyusul peningkatan hubungan perdagangan antara Canberra dan Beijing.

Diketahui China meningkatkan ketahanan energinya dengan meningkatkan produksi gas domestik yang terus tumbuh, dengan kenaikan 3,7% secara year-on-year (YoY) dalam dua bulan pertama tahun 2025. Selain itu energi alternatif yang lebih murah seperti batu bara, energi terbarukan, dan gas dari Rusia mengurangi permintaan China akan gas laut.

Perang dagang sebelumnya selama era pertama kepemimpinan Trump telah menghentikan penjualan LNG AS ke China. Sejak dilanjutkan pada tahun 2020, impor gas AS dari China telah melonjak, rata-rata lebih dari 400.000 ton per bulan.

Pada bulan Januari lalu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyarankan penggunaan LNG sebagai pengungkit dalam negosiasi perdagangan. Namun sikap China saat ini menimbulkan tantangan bagi pengembang AS yang mencari kontrak untuk memulai proyek baru.

Impor LNG China juga menyusut ke titik terendah sejak awal pandemi Covid-19 pada awal 2020. Penurunan ini disebabkan oleh permintaan yang lemah dan kenaikan harga di Eropa, yang telah mengalihkan pengiriman dari China.

(akr)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *