Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Asing Tak Lagi Mendominasi, Ini 5 Besar Subsektor Realisasi Investasi Rp465,2 Triliun



loading…

Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM mengumumkan realisasi investasi sepanjang triwulan I 2025 mencapai Rp465,2 triliun. Foto/Dok

JAKARTA – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi sepanjang triwulan I 2025 mencapai Rp465,2 triliun. Angka ini tercatat naik 15,9% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pencapaian ini memenuhi 24,4% dari target investasi nasional tahun 2025 yang dipatok sebesar Rp1.905,6 triliun. Secara kuartalan (quarter-on-quarter/ QoQ), realisasi investasi juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,7 persen dibandingkan triwulan IV 2024.

“Realisasi investasi ini kurang lebih sekitar 24,4 persen dari target 2025. Ini sangat sesuai dengan harapan kami,” kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Rosan P. Roeslani dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Masuknya investasi nasional turut berdampak bagi peningkatan tenaga kerja Indonesia. Sepanjang triwulan pertama, BKPM mencatat sebanyak 594.104 tenaga kerja terserap, meningkat 8,5% yoy.

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berkontribusi sebesar 50,5% dari total realisasi dengan nilai Rp234,8 triliun, melonjak 19,1 persen YoY. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) mengambil porsi 49,5% dengan nilai Rp230,4 triliun, tumbuh 12,7% YoY.

Rosan menyebut selama tiga bulan pertama tahun ini, kegiatan menanam modal di dalam negeri menunjukkan pertumbuhan signifikan, daripada geliat investasi asing. “Biasanya PMA lebih tinggi dari PMDN, tapi di kuartal pertama ini PMDN lebih tinggi. Ini bukan menunjukkan PMA-nya turun, tapi karena peningkatan PMDN lebih tajam,” kata Rosan.

Dari segi geografis, geliat pembangunan tampak merata. Kawasan di luar Pulau Jawa menyerap investasi Rp235,9 triliun atau 50,7% dari total realisasi, bertumbuh 17,4% YoY. Sementara itu Jawa tetap mempertahankan daya tariknya dengan realisasi Rp229,3 triliun, naik 14,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

5 Besar Subsektor Realisasi Investasi (PMA dan PMDN):

Berdasarkan data BKPM, industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya menjadi subsektor dengan realisasi investasi terbesar, mencapai Rp67,3 triliun atau sekitar 14,5% dari total investasi. Di posisi kedua, subsektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi membukukan investasi Rp66,5 triliun atau 14,3%.

Pertambangan menempati posisi ketiga dengan nilai investasi Rp48,6 triliun (10,4%), diikuti oleh jasa lainnya sebesar Rp41 triliun (8,8%). Sementara itu, subsektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran menyumbang Rp37,5 triliun (8,1%).

Untuk PMA, industri logam dasar memimpin dengan realisasi sebesar USD3,6 miliar (25,3%), diikuti pertambangan USD1,2 miliar (8,3%), serta transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi USD1,1 miliar (7,9%).



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *