Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Siapa Siddharth Nandyala? Bocah 14 Tahun yang Mampu Membuat Aplikasi AI untuk Mendeteksi Penyakit Jantung



loading…

Siddharth Nandyala mampu membuat aplikasi AI untuk mendeteksi penyakit. Foto/Global Indian

WASHINGTON – Siddharth Nandyala, remaja berusia 14 tahun dari Dallas, telah mengembangkan aplikasi telepon pintar berbasis AI yang disebut Circadian AI, yang dapat mendeteksi penyakit jantung dalam waktu 7 detik hanya berdasarkan suara.

Siapa Siddharth Nandyala? Bocah 14 Tahun yang Mampu Membuat Aplikasi AI untuk Mendeteksi Penyakit Jantung

1. Menciptakan Circadian AI

Dapat dikatakan bahwa Siddharth Nandyala bukanlah remaja berusia 14 tahun pada umumnya. Ia adalah profesional bersertifikat AI termuda di dunia, yang memegang sertifikasi dari Oracle dan ARM, dan ia siap untuk merevolusi deteksi penyakit kardiovaskular dengan aplikasi telepon pintar berbasis AI yang mampu mendeteksi penyakit jantung dalam hitungan detik dengan menganalisis rekaman suara jantung.

Circadian AI dilaporkan menggunakan algoritma canggih yang menganalisis suara jantung yang ditangkap oleh telepon pintar dan dengan cepat memberikan diagnosis yang dapat menyelamatkan nyawa pengguna. Aplikasi inovatif ini telah diuji pada lebih dari 15.000 pasien di AS dan 700 pasien di India, dengan akurasi 96 persen.

“Saya sangat terkesan dengan bakat luar biasa Siddharth dan dedikasinya dalam menggunakan teknologi untuk kepentingan umat manusia,” kata kepala menteri Andhra Pradesh N. Chandrababu Naidu baru-baru ini setelah bertemu dengan anak ajaib berusia 14 tahun itu.

“Di usianya yang masih muda, ia menjadi inspirasi bagi kita semua. Saya dengan sepenuh hati mendorongnya untuk mengejar hasratnya terhadap teknologi perawatan kesehatan dan meyakinkannya tentang dukungan penuh kami dalam semua upayanya.”

2. Temuannya Sudah Diujicoba

Menurut Times of India, Circadian AI menjalani pengujian ketat di Rumah Sakit Umum Pemerintah di Guntur, India, di mana ia menunjukkan kemampuannya untuk mengidentifikasi kondisi jantung dengan cepat dan akurat.

Inovator muda itu mempresentasikan penemuannya selama Global Artificial Intelligence Summit edisi terbaru di Hyderabad, di mana ia menjelaskan bagaimana teknologinya dapat memperluas akses ke layanan perawatan kesehatan secara efisien dan inklusif.

3. Sudah Kuliah di Jurusan Ilmu Komputer

Siddarth menjelaskan bahwa AI Sirkadian tidak dirancang untuk menjadi alat deteksi penyakit kardiovaskular tercanggih di dunia. Kekuatan terbesarnya adalah aksesibilitas dan kemudahan penggunaan. Selama pertemuan puncak di Hyderabad, ia menekankan bahwa tujuannya adalah untuk menghadirkan alat ini ke masyarakat dengan cakupan medis terbatas, di mana diagnosis cepat dapat menjadi pembeda antara hidup dan mati.

Nandyala menyelesaikan sekolahnya di Lawler Middle School yang berlokasi di Texas dan saat ini sedang menempuh pendidikan Sarjana Sains dalam Ilmu Komputer di University of Texas di Dallas.

(ahm)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *