Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Akan Ada 9 Juta Mobil Listrik di Indonesia hingga 2030?



loading…

Mimpi Indonesia untuk bertransformasi menjadi surga kendaraan listrik (EV) kian mendekati kenyataan. Foto: Sindonews/Danang Arradian

JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melontarkan prediksi fantastis: 9 juta kendaraan listrik akan hilir mudik di jalanan Tanah Air pada 2030. Visi ambisius ini didukung gempuran merek-merek EV dan kesadaran masyarakat yang semakin “melek” akan keuntungan mobil dan motor bertenaga baterai tersebut.

Gelombang perubahan ini bahkan sudah terasa nyata di awal 2025. Sebuah fenomena mengejutkan terjadi di tiga bulan pertama: penjualan mobil listrik untuk pertama kalinya melampaui penjualan mobil hybrid!

Tercatat, 16.535 unit mobil listrik sukses menemukan pemiliknya, sebuah sinyal kuat bahwa era elektrifikasi bukan lagi sekadar wacana.

“Untuk itu kita sama-sama harus memastikan, produk-produk otomotif kita punya daya saing lebih tinggi, sehingga akan memperkuat pasar kita di internasional melalui kualitas produk dan strategi yang tepat,” ujar Agus Gumiwang.

Lebih lanjut, Menperin mengungkapkan data yang mencengangkan: hingga akhir tahun 2024, jumlah kendaraan listrik yang beredar di Indonesia telah mencapai 207 ribu unit! Angka ini melonjak 78 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sebuah bukti bahwa minat masyarakat terhadap kendaraan “setrum” ini terus membara.

Target 9 juta pengguna kendaraan listrik pada 2030 bukanlah sekadar angan-angan kosong. Agus Gumiwang meyakinkan bahwa 79 pabrik yang saat ini beroperasi di Indonesia. Seluruh pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi lebih dari 2 juta unit kendaraan listrik per tahun.

“Saat ini kita sudah mempunyai 7 industri bus listrik, 9 industri mobil listrik, dan 63 industri motor listrik. Tumbuhnya industri kendaraan listrik ini menunjukkan bahwa pasar kendaraan listrik di Indonesia sedang berkembang pesat!” seru Agus Gumiwang.

Baca Juga: Sistem Charger Bermasalah, Hyundai Recall 3 Model Mobil Listrik di Indonesia

Menperin merinci lebih lanjut potensi produksi masing-masing sektor: tujuh pabrik bus listrik mampu menghasilkan 3.100 unit per tahun, sembilan pabrik mobil listrik memiliki kapasitas produksi 70.060 unit per tahun, dan 63 pabrik motor listrik memiliki kapasitas produksi hingga 2,28 juta unit per tahun!

Jika mengambil rata-rata pertumbuhan eksponensial dari lonjakan di kuartal 1 2025 dan mempertimbangkannya hingga 2030, dengan asumsi faktor pendukung (insentif, infrastruktur pengisian daya, variasi model) terus berkembang, penjualan mobil listrik bisa mencapai angka yang signifikan.

Target 9 juta kendaraan listrik pada tahun 2030 mungkin terdengar ambisius, namun dengan tren pertumbuhan yang ada dan dukungan yang tepat, “ledakan senyap” di jalanan Indonesia bisa menjadi kenyataan yangmenggembirakan.

(dan)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *