Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Truk ODOL Masih Jadi Malaikat Maut di Jalan Raya, Pemerintah Didesak Bertindak Tegas!



loading…

Masalah truk ODOL merupakan masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian dan tindakan tegas dari pemerintah. Foto: Sindonews

JAKARTA – Truk ODOL (Over Dimension Over Load) masih menjadi momok mengerikan di jalan raya. Kelebihan muatan dan dimensi truk yang melebihi kapasitas menyebabkan tingginya angka kecelakaan dan kematian di jalan raya.

Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, mendesak pemerintah untuk bertindak tegas mengatasi masalah ini.

“Pembunuh” di Jalan Raya

Djoko menyoroti beberapa faktor yang menyebabkan truk ODOL menjadi “pembunuh” di jalan raya:

1. Kendaraan tidak laik jalan: Banyak truk yang beroperasi dengan kondisi yang tidak layak, seperti rem blong, ban gundul, dan lampu mati.
2. Sopir truk yang tidak kompeten: Kurangnya pelatihan dan kesadaran sopir truk tentang keselamatan berkendara juga menjadi faktor penyebab kecelakaan.
3. Pengawasan yang lemah: Pengawasan terhadap operasional angkutan barang dinilai belum maksimal.

“PR” untuk Pemerintah

Djoko mengharapkan Presiden Prabowo Subianto untuk lebih tegas dalam mengatasi masalah truk ODOL. “Jika masih diabaikan, truk akan tetap menjadi pencabut nyawa di jalan,” ujarnya. “Bermobilitas di negeri yang tidak berkeselamatan akan menghambat cita-cita pemerintah mewujudkan menuju Indonesia Emas 2045.”

Data dan Statistik:

– Truk ODOL menyebabkan kerusakan jalan dan infrastruktur lainnya.
– Biaya perawatan jalan akibat ODOL mencapai Rp43 triliun per tahun. (Kementerian PUPR)
– Angka kecelakaan yang melibatkan truk ODOL terus meningkat.

Upaya Penanganan ODOL yang “Jalan di Tempat”

Djoko menyebutkan bahwa upaya pemerintah dalam mengatasi ODOL sejak tahun 2017 belum membuahkan hasil yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:

Penolakan dari kalangan industri: Kementerian Perindustrian dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menolak program penanganan ODOL dengan alasan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Kurangnya dukungan dari Kementerian Perdagangan: Kementerian Perdagangan dinilai tidak aktif dalam mendukung program penanganan ODOL.

Lemahnya pengawasan: Pengawasan terhadap pelaksanaan aturan mengenai ODOLmasihlemah.

(dan)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *