Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Toyota Siap Akuisisi Neta untuk Memperkuat Pasar China



loading…

Toyota Siap Akuisisi Neta . FOTO/ DOK SindoNews

JAKARTA Toyota dikabarkan berencana mengakuisisi Neta Auto yang saat ini sedang dalam masalah finansial. Ini menjadi langkah strategis mereka untuk memperkuat kehadiran mereka di China dengan memasarkan kendaraan listrik. Strategi ini juga dapat memberi dampak besar pada pengembangan kendaraan listrik Toyota di masa depan.

BACA JUGA – Penjualan Mobil Astra Tembus 377.358 Unit, Toyota dan Lexus Terlaris

Melansir Carnewschina, Neta Auto didirikan pada 2014 oleh Hozon New Energy Auto, dan mengalami krisis finansial sejak 2024. Kondisi ini membuat mereka menghentikan proses produksi dan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) massal. Saat ini, mereka dikabarkan sedang berusaha keras mencari investor untuk memperbaiki kondisi internal.

Pada 10 Februari 2025, Neta mengungkapkan rencana pendanaan E-roud yang gagal melibatkan 552-621 juta dolar AS. Investor utama, yang didukung dana negara BRICS, menjanjikan 3 miliar yuan (414 juta dolar AS). Pendanaan itu bergantung pada dimulainya kembali produksi dan pengamanan investasi yang sesuai, tapi keduanya tak terwujud.

Untuk melancarkan pendanaan, Neta membuka kembali pabrik di Tongxiang, pada awal Januari, produksi tidak pernah dilanjutkan karena kekurangan suku cadang yang parah. Kegagalan ini menyebabkan investor menarik diri, yang pada dasarnya membatalkan kesepakatan.

Pada awal 2025, usulan kepemilikan saham sebesar 50 persen hanya dengan harga 3 miliar yuan (414 juta dolar AS) memangkas valuasi perusahaan menjadi 6 miliar yuan (828 juta dolar AS), artinya ada penurunan sebesar 80 persen. Hal ini membuat marah para investor awal dan yang didukung negara, termasuk 360 Security Technology, yang pendirinya, Zhou Hongyi, menarik investasi lanjutan sebesar 138 juta dolar AS yang dijanjikan.

Kepercayaan investor terhadap manajemen Neta sejak saat itu memburuk. Secara finansial, Neta telah membukukan kerugian kumulatif sebesar 18,3 miliar yuan (2,53 miliar dolar AS) selama tiga tahun dan berutang kepada pemasok sebesar 6 miliar yuan (828 juta dolar AS).

Perusahaan mengusulkan untuk mengubah 70 persen utang pemasok menjadi ekuitas dan membayar sisanya secara mencicil, dengan peringatan bahwa perusahaan dapat gagal bayar upah dan asuransi sosial tanpa modal baru. Jika Neta bangkrut, investor pemerintah akan diprioritaskan dalam pembayaran utang, sehingga pemasok berada dalam risiko.

Meskipun terjadi kekacauan, Neta tetap mempertahankan beberapa nilai teknologi dan pasar. Pada 26 Maret, perusahaan ini memperoleh perjanjian utang-untuk-ekuitas senilai 2 miliar yuan (276 juta dolar AS) dengan 134 pemasok utama dan menerima dukungan finansial dari lembaga-lembaga Thailand dan Solotech dari Hong Kong.

Jika kesepakatan ini berlanjut, Toyota dapat memanfaatkan aset Neta dan pengetahuan lokalnya untuk mempercepat peluncuran kendaraan listriknya di China. Namun, Direktur Komunikasi Merek Toyota China, Xu Yiming, membantah rumor tersebut dengan mengatakan, “Kami belum mendengar apa pun tentang ini!”
r

(wbs)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *