Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Toyota Indonesia Usung Strategi Multi-Pathway Menuju Nol Emisi Karbon



loading…

Data menunjukkan bahwa 80-90% emisi sektor transportasi di Indonesia berasal dari transportasi jalan, seperti mobil, bus, dan truk. Foto: Toyota Indonesia

DEPOK – Di tengah krisis iklim yang semakin memprihatinkan, transisi energi menjadi agenda krusial bagi Indonesia. Namun, mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 bukanlah perkara mudah dan membutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan berbagai pihak.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), dalam seminar nasional “Strategi Percepatan Transisi Energi” di Universitas Indonesia (UI) belum lama ini menegaskan bahwa tidak ada “solusi sakti” untuk transisi energi.

“Kami percaya bahwa tidak ada solusi tunggal untuk menuju Net Zero Emission,” tegas Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN. “Semua solusi dan teknologi memiliki perannya masing-masing dalam memberikan kontribusi bagi penurunan emisi.”

Seminar ini merupakan puncak dari seri seminar “100 Tahun Industri Otomotif Indonesia, Mewujudkan Indonesia Net Zero Emission” yang telah diselenggarakan di tujuh universitas terkemuka di Indonesia.

Yakni Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Universitas Udayana Bali, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dan Universitas Gajah Mada (Yogyakarta).

Seminar tersebut juga menghadirkan para pakar dari berbagai sektor, menciptakan kolaborasi “Triple Helix” antara Pemerintah, Akademisi, dan Industri.

Prof. Iwan Jaya Azis, pakar ekonomi dari Cornell University, New York, Amerika Serikat, yang hadir sebagai pembicara, memperingatkan tentang betapa pentingnya tantangan emisi karbon secara nasional maupun secara global.

“Perubahan iklim adalah isu atau ‘gajah di dalam ruangan’ yang tidak bisa kita abaikan begitu saja,” ujarnya. Ia mengutip fakta bahwa emisi CO₂ di Indonesia kini mencapai 750 juta ton per tahun, atau sekitar 3 ton per kapita.

Ia juga menambahkan bahwa “Net Zero Emission” ini adalah sebuah strategi atau jalan tengah yang ideal untuk mencapai keberlanjutan energi hijau tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.

Karena itu, implementasi strategis sangat diperlukan untuk mempercepat transisi energi. Implementasi green energi juga dapat direalisasikan sebagai aktivitas dekarbonisasi. “Tidak hanya membantu pertumbuhan ekonomi, namun juga berkontribusi bagi kesejahteraan petani Indonesia melalui positive cycle,” tambah Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT TMMIN.

Mengapa Tidak Ada Solusi Tunggal?

Transisi energi adalah proses kompleks yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari teknologi, ekonomi, sosial, hingga politik. Tidak ada satu teknologi pun yang dapat menyelesaikan semua permasalahan dalam transisi energi.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *