Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Tarif Impor Kendaraan Mencapai 25% Bisa Bikin Babak Belur Industri Otomotif ASEAN



loading…

Pabrik mobil Daihatsu di Indonesia. FOTO/ DOK SindoNews

NEW YORK Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan tarif besar-besaran yang berdampak signifikan terhadap ekonomi Asia Tenggara, khususnya di sektor otomotif.

Tarif ini mencakup pajak sebesar 25 persen atas kendaraan dan suku cadang yang diimpor ke AS, yang memengaruhi negara-negara seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia.

Thailand, sebagai pusat produksi kendaraan utama di kawasan ini, menghadapi tantangan besar akibat tarif ini. Produsen kendaraan di Thailand, yang bergantung pada ekspor ke AS, mungkin terpaksa menurunkan harga atau mencari pasar alternatif agar tetap kompetitif.

Langkah ini dapat memengaruhi margin keuntungan dan pertumbuhan industri otomotif negara ini.

Negara lain seperti Vietnam dan Malaysia juga tidak kebal terhadap dampak negatif tarif ini. Vietnam, yang sebelumnya diuntungkan dari ketegangan perdagangan AS-China dengan menarik investasi di sektor manufaktur, kini menghadapi tarif hingga 49 persen atas ekspornya ke AS.

Malaysia, meskipun kurang terekspos dibandingkan Thailand dan Vietnam, masih merasakan tekanan di sektor ekspor otomotif dan elektronik.

Negara-negara yang terkena dampak sedang mempertimbangkan berbagai strategi untuk mengurangi dampak tarif ini. Ini termasuk menemukan pasar ekspor baru, meningkatkan perdagangan intra-ASEAN, dan memperkuat rantai pasokan domestik.

Misalnya, Vietnam berupaya mendiversifikasi pasar ekspornya dan mengurangi ketergantungannya pada pasar AS.

Tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump telah menciptakan tantangan besar bagi negara-negara Asia Tenggara, terutama di sektor otomotif.

Meskipun langkah-langkah mitigasi sedang diambil, dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas industri di kawasan tersebut masih belum pasti.

(wbs)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *