Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Tanpa TKDN, Indonesia Hanya Jadi Pusat Impor Kendaraan Listrik



loading…

Pikap listrik buatan PT MAB yang dimiliki oleh Moeldoko. Foto: Sindonews/Muhamad Fadli Ramadan

JAKARTA – Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengatakan, pemerintah kurang proaktif dalam mendorong perkembangan industri kendaraan listrik di Tanah Air.

Seharusnya, pemerintah membuat kebijakan yang lebih proaktif dalam mempermudah industri kendaraan listrik untuk makin berkembang. Yang terjadi sekarang, Moeldoko mengatakan, Indonesia hanya menjadi pusat impor. Padahal, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi bagian dari ekosistem kendaraan listrik.

“Ini memang sekali lagi perlunya kebijakan yang menarik dari pemerintah. Kebijakan bisa kok, industri ini betul-betul diperlukan. Bagaimana kita memberi kemudahan kepada para pemain-pemain industri dalam dunia,” kata Moeldoko, di Jakarta, belum lama ini.

Moeldoko juga melihat pentingnya penerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk mencegah industri Indonesia digulung oleh produk impor. Riset dan pengembangan juga penting untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.

“Saya dalam konteks ini sedang bekerja untuk menyiapkan baterai. Sungguh-sungguh saya. Nanti 100% baterai itu buat dalam negeri, pasti,” ujarnya.

Moeldoko memberi contoh industri kendaraan listrik di China yang berkembang karena mendapat dukungan dari pemerintah. Kini, China menjadi penguasa pasar mobil listrik dengan menerapkan teknologi canggih tapi dijual dengan harga sangat terjangkau.

Baca Juga: MAB Jual Motor Listrik Electro Delivery dengan Kulkas Berjalan Rp60 Juta

“Dulu di China, pada saat awal-awalnya, produk-produk dalam negeri mereka itu betul-betul diakomodasi oleh pemerintah, sehingga industri dalam negeri bergerak. Kita harapkan juga semuanya itu di Indonesia,” tuturnya.

Mantan kepala staf kepresidenan itu juga mengapresiasi PLN sebagai salah satu yang mempersiapkan ekosistem kendaraan listrik, seperti SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). Sebab, ini mempermudah pengguna mobil listrik dalam melakukan perjalanan, terutama saat jarak jauh.

“Saya berterima kasih kepada PLN yang selama ini telah bekerja keras untuk menyiapkan banyak tempat untuk SPKLU. Indikasinya pada saat cuti Lebaran dua tahun yang lalu, itu tidak ada keluhan dari sisi mobilisasi. Ketersediaan SPKLU di tempat-tempat rest area sudah cukup bagus,” ucapnya.

(dan)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *