loading…
Kejadian kecelakaan yang menonjol terkait angkutan barang pada 2022-2024 disebabkan di antaranya oleh rem blong hingga status bukti laik jalan yang tidak berlaku. Foto: Sindonews
Direktur Angkutan Jalan, Ernita Titis Dewi menjelaskan bahwa saat ini pemerintah telah menyusun berbagai regulasi baik terkait dengan Perizinan Usaha, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penyelenggaraan Angkutan Barang, dan lain sebagainya.
Jika dianalisis, kejadian kecelakaan yang menonjol terkait angkutan barang tahun 2022 – 2024 disebabkan di antaranya oleh rem blong, status bukti laik jalan yang tidak berlaku, tidak memasang Alat Pemantul Cahaya, pengemudi kurang kompeten, usia kendaraan, dan pengemudi yang kelelahan.
“Ke depan, kami akan melakukan sertifikasi kompetensi pengemudi angkutan barang berbahaya melalui Driver Online Test,” kata Ernita seperti dikutip dalam keterangan tertulis.
Selain itu, Ernita juga mengungkapkan Kemenhub melakukan pengembangan aplikasi GPS Integrator dan E-Manifest pada Mitra Darat. Hal ini digunakan sebagai alat pengawasan dan pengembangan Spionam yang terintegrasi dengan BLU-e, SAMSAT, KLHK, ESDM, dan banyak lagi.
Selain itu, kendaraan niaga akan dipantau melalui kamera tilang elektronik (ETLE). Sehingga kendaraan ODOL (Over Dimension Over Load) akan langsung terkena tilang apabila terekam kamera ETLE.
“Pilot project ini nantinya akan terintegrasi dengan ATMS, uji coba alat pemantau berat kendaraan, uji coba alat Mobile Digital Video Recorder, serta evaluasi dan pengembangan peralatan digital,” ungkap Direktur Lalu Lintas Jalan Ahmad Yani.
Seperti diketahui, pelanggaran truk ODOL terjadi karena perusahaan jasa pengiriman ingin menekan biaya operasional. Namun, hal tersebut berdampak pada sistem pengereman yang tak maksimal dan kerap menjadi penyebab kecelakaanfatal.
(dan)