Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Saat Mobil Baru Anda Seketika Menjadi Usang



loading…

Strategi banting harga ini menciptakan sebuah siklus setan yang merugikan semua pihak dalam jangka panjang. Foto: Sindonews/Danang Arradian

JAKARTA – Sebuah “jebakan” manis yang berbahaya kini tengah dipasang secara massal di pasar otomotif Indonesia. Para produsen mobil asal China, dalam sebuah strategi yang brutal dan agresif, secara kompak membanting harga mobil-mobil mereka. Diskon puluhan, bahkan hingga ratusan juta rupiah, ditebar untuk model-mobil baru yang dijejali fitur lebih canggih.

Bagi calon pembeli, ini adalah sebuah pesta. Namun bagi mereka yang sudah terlanjur membeli, ini adalah awal dari sebuah mimpi buruk finansial, sebuah kekhawatiran bahwa mobil yang baru mereka banggakan kemarin, hari ini nilainya telah hancur lebur.

‘Dosa’ Berulang: Dari Chery hingga MG

Pola ini terjadi berulang kali. Chery baru saja memangkas harga C5 dan E5 (sebelumnya Omoda 5 dan Omoda E5) hingga Rp100 juta. MG dan Wuling pun tak ketinggalan dalam perlombaan menuju harga termurah. Ini bukan lagi sekadar perang harga; ini adalah sebuah strategi “bumi hangus” yang berpotensi merusak nilai investasi konsumen.
Di tengah kekacauan ini, para produsen seolah “cuci tangan”. Mereka berlindung di balik dalih inovasi dan dinamika pasar global.

“Kita nggak bisa kontrol soal itu (penurunan nilai jual kendaraan), karena itu terjadi secara global,” ujar Ryan Ferdiean Tirto, Head of Product Jaecoo Indonesia, di BSD, Tangerang, Senin (30/6/2025).

Pernyataan ini, meskipun ada benarnya, terasa dingin di telinga konsumen yang nilai asetnya tergerus dalam semalam. Ini adalah sebuah pengakuan bahwa dalam perlombaan teknologi yang tak kenal ampun, konsumen lama sering kali menjadi korban yang tak terhindarkan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *