Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Proyeksi Penjualan Mobil 2025 di Tengah Ketidakpastian



loading…

Gaikindo harus merevisi target penjualan mobil dari 1 juta unit menjadi 850 ribu unit akibat lesunya pasar. Foto: Hyundai Indonesia

JAKARTA – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyampaikan optimisme mengenai pemulihan pasar mobil pada 2025. Namun, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menyuarakan pandangan lebih realistis: memperkirakan penjualan mobil akan tetap di bawah 1 juta unit.

Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri otomotif Indonesia. Gaikindo bahkan harus merevisi target penjualan mobil dari 1 juta unit menjadi 850 ribu unit akibat lesunya pasar.

“Prediksi kita tahun ini ditutup dengan angka sekitar 830 ribu sampai 850 ribu unit,” ungkap Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer HMID, kepada wartawan di Cikarang. “Tren pasar atau volume pasar nggak pernah lebih besar dari 2022,” tambahnya.

Faktor Penghambat Penjualan

Fransiscus menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menghambat penjualan mobil di Indonesia, di antaranya:

1. Ketidakpastian Kebijakan Pemerintah: Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% pada tahun 2025 menciptakan ketidakpastian di kalangan konsumen, membuat mereka menunda pembelian mobil.

2. Kondisi Ekonomi Makro: Tekanan ekonomi global dan domestik juga turut mempengaruhi daya beli masyarakat.

Proyeksi Hyundai untuk 2025

Berdasarkan analisis Hyundai, Fransiscus memprediksi penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2025 tidak akan mencapai angka 1 juta unit.

“Tahun depan naiknya tidak sampai dua digit, kenapa? Karena kita melihat semua masih wait and see,” kata Fransiscus. “Mungkin teman-teman sudah bisa prediksi, bahwa market itu kemungkinan besar kalau bisa tembus 900 ribu sudah bagus sekali.”

Hyundai memproyeksikan penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2025 akan berkisar antara 870 ribu hingga 890 ribu unit. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan target Gaikindo yang menetapkan angka 1 juta unit.

Perjalanan Penjualan Mobil di Indonesia

Industri otomotif Indonesia pernah mengalami masa sulit pada 2020 ketika pandemi Covid-19 melanda. Penjualan mobil anjlok ke angka 532.407 unit. Namun, situasi berangsur membaik pada tahun-tahun berikutnya, dengan penjualan mencapai 1 juta unit pada tahun 2022 dan 2023.

Sayangnya, tren positif ini tidak berlanjut pada tahun 2024. Data Gaikindo menunjukkan bahwa penjualan mobil sepanjang Januari-September 2024 baru mencapai 633.218 unit. Artinya, diperlukan penjualan lebih dari 200 ribu unit dalam tiga bulan terakhir untuk mencapai target yang telah direvisi sebesar 850 ribu unit.

Tantangan dan Peluang di Tahun 2025

Meskipun ada ketidakpastian, industri otomotif Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh pada tahun 2025. Beberapa faktor pendukung pertumbuhan ini antara lain:

1. Pertumbuhan Ekonomi: Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% pada tahun 2025. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

2. Pengembangan Infrastruktur: Pengembangan infrastruktur, terutama di luar Jawa, dapat memperluas pasar otomotif dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap kendaraan bermotor.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *