Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Perusahaan Otomotif China Paksa Raksasa Jepang Banting Setir, Perang Harga Mobil Kini Makin Berdarah



loading…

Perang harga semakin dirasakan di Indonesia dengan kehadiran merek-merek China. Foto: Sindonews/Muhamad Fadli Ramadan

JAKARTA – Medan perang industri otomotif Indonesia kini semakin brutal. Para “raja” dari Jepang, yang selama puluhan tahun duduk nyaman di singgasana, kini dipaksa untuk “banting setir” dan ikut dalam permainan perang harga yang dikobarkan oleh para penantang baru yang sangat agresif dari China.

Sinyal paling nyata dari kepanikan ini datang dari Honda. Varian tertinggi dan termahal dari SUV andalan mereka, Honda HR-V, yang sebelumnya dijual dengan harga premium, kini justru dilahirkan kembali dengan teknologi baru dan harga yang dipangkas secara signifikan. Ini bukan lagi sekadar strategi. Ini adalah sebuah pertarungan untuk bertahan hidup.

Saat Gengsi Dikalahkan oleh Realita Pasar

Langkah Honda untuk “membunuh” varian HR-V RS Turbo yang dibanderol Rp551 juta dan menggantinya dengan varian RS e:HEV seharga Rp488 juta adalah sebuah pengakuan telak. Mereka sadar, di hadapan gempuran mobil-mobil China yang kaya fitur dan berharga miring, gengsi dan harga tinggi bukan lagi sebuah pilihan.

Fenomena ini disambut senyum oleh para pemain dari China. Mereka melihat ini sebagai sebuah kemenangan, sebuah bukti bahwa strategi mereka telah berhasil menggoyahkan kemapanan.

“Sebenarnya sudah dilakukan oleh beberapa brand, jadi ada penyesuaian harga. Tipe sama, harganya turun. Itu namanya kompetisi, kita tidak bisa hindari,” kata Budi Darmawan, Direktur Pemasaran PT Chery Sales Indonesia (CSI), di Jakarta, seolah mengonfirmasi bahwa merekalah yang memulai “perang” ini.

‘Jurus Mabuk’ Harga Perkenalan

Lantas, apa rahasia di balik agresi para merek China ini? Budi Darmawan secara tidak langsung membocorkan “jurus mabuk” yang mereka gunakan: tawarkan harga perkenalan yang sangat rendah untuk “mengunci” pasar, lalu perlahan-lahan menaikkannya saat konsumen sudah terlanjur jatuh cinta.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *