loading…
Insentif mobil listrik ternyata belum bisa membuat penjualan sesuai target pemerintah. Foto: Forwin
Keputusan krusial ini dipicu oleh realitas pahit: penjualan BEV di Tanah Air masih jauh di bawah ekspektasi, bahkan ketika ambisi elektrifikasi global kian membara. Sebuah drama ekonomi yang mempertaruhkan masa depan mobilitas ramah lingkungan Indonesia.
Data penjualan berbicara lantang. Hingga April 2025, total penjualan BEV baru menyentuh angka 23 ribu unit.
Jika tren ini berlanjut sepanjang tahun, diproyeksikan penjualan hanya akan mencapai 63 ribu unit. Angka ini bagaikan titik kecil di tengah lautan target yang telah dicanangkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 6 Tahun 2022. Regulasi itu menargetkan produksi BEV mencapai 400 ribu unit pada tahun 2025, melonjak menjadi 600 ribu unit pada 2030, dan puncaknya 1 juta unit pada 2040.
Kesenjangan yang teramat lebar ini memicu pertanyaan serius tentang efektivitas insentif yang ada.