Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Penjualan LCGC Anjlok, Sinyal Bahaya Ekonomi?



loading…

Penjualan LCGC yang anjlok menjadi dampak mengkhawatirkan bagi industri otomotif nasional. Foto: TAM

JAKARTA – Sinyal bahaya berbunyi nyaring dari jantung pasar otomotif Indonesia. Segmen Low Cost Green Car (LCGC), yang selama ini menjadi tumpuan dan gerbang pertama bagi jutaan keluarga Indonesia untuk memiliki mobil baru, kini sedang terhuyung-huyung.

Data penjualan bulan Juni 2025 menunjukkan sebuah kemerosotan dramatis, memicu pertanyaan kritis: apakah “mobil rakyat” ini sudah tak lagi terjangkau, atau ada pergeseran besar dalam daya beli masyarakat?

Penurunan ini bukan sekadar angka statistik; tapi barometer yang mungkin mencerminkan kesehatan ekonomi nasional. Saat segmen paling terjangkau pun mengalami kesulitan, ini bisa menjadi pertanda bahwa masyarakat kelas menengah ke bawah sedang menahan napas dan mengencangkan ikat pinggang.

Realitas Pahit di Atas Kertas

Data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melukiskan sebuah gambaran suram. Penjualan wholesales (pabrik ke diler) untuk mobil LCGC sepanjang Juni 2025 hanya mencapai 7.762 unit.

Angka ini bukan sekadar penurunan biasa. Tapi angka terjun bebas. Dibanding periode yang sama tahun lalu, penjualan anjlok hingga 49%. Bahkan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Mei 2025), angkanya masih turun 9%.

Di tengah keterpurukan ini, pertarungan di antara para pemain utama pun semakin berdarah-darah:



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *