Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pasar Mobil Lesu Darah, GIIAS 2025 Jadi Ajang Perang Diskon dan Obral Janji Manis Demi Pikat Pembeli



loading…

Pameran akbar Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 kini bukan lagi sekadar ajang pamer kemewahan, melainkan sebuah medan pertempuran habis-habisan. Foto: dok Sindonews

JAKARTA – Pasar otomotif nasional sedang “lesu darah”. Angka penjualan mobil terus merosot, menunjukkan daya beli masyarakat yang melemah dan keengganan untuk membelanjakan uang untuk barang mahal seperti mobil baru.

Di tengah situasi yang muram ini, pameran akbar Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 kini bukan lagi sekadar ajang pamer kemewahan, melainkan sebuah medan pertempuran habis-habisan untuk menyelamatkan target penjualan.

Para produsen mobil dan lembaga pembiayaan kini menggelar karpet merah, mengobral janji manis dan ‘perang diskon’ demi satu tujuan: merayu konsumen agar mau membuka dompetnya dan menandatangani surat pemesanan kendaraan (SPK).

Ini bukan sekadar persepsi. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan fakta yang tak bisa dibantah. Penjualan dari pabrik ke diler (wholesales) sepanjang Januari-Juni 2025 hanya mencapai 372.740 unit, anjlok 8,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nasib penjualan ritel dari diler ke konsumen lebih parah, turun 9,7% menjadi 390.467 unit.

Jurus Pamungkas Lembaga Pembiayaan

Menghadapi realita pahit ini, para pemain di industri pembiayaan mengeluarkan jurus pamungkas mereka. Toyota Astra Financial (TAF), misalnya, menawarkan iming-iming suku bunga yang sangat rendah untuk membuat cicilan terasa lebih ringan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *