Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Mengapa Terjadi Perang Harga Mobil besar-besar di China?



loading…

Stok yang menumpuk memaksa produsen untuk memangkas harga besar-besaran. Foto: Xpeng

SHANGHAI – Di balik gemerlap pameran mobil di Shanghai dan rekor penjualan yang memukau dunia, industri otomotif China punya masalahnya sendiri. Yakni, perang harga yang lahir dari “tsunami” mobil tak terjual: krisis overkapasitas yang kini mengancam kesehatan finansial para raksasanya sendiri dan mengguncang pasar global.

Pemerintah China mulai waspada. Mereka berjanji untuk turun tangan, sinyal bahwa “bom waktu” ini harus segera dijinakkan sebelum meledak.

Ini adalah kisah tentang bagaimana ambisi besar, subsidi masif, dan produksi yang tak terkendali menciptakan sebuah gelembung yang kini terancam pecah.

Banjir Mobil dan Trik “Ekspor Hantu”

Pada 2024, produksi mobil di China mencapai rekor 31,4 juta unit. Namun, permintaan domestik tidak mampu menyerapnya, dengan angka penjualan masih 9,6% di bawah puncak tahun 2017.

Akibatnya, stok mobil yang tidak terjual di tingkat pabrikan dan dealer membengkak lebih dari dua kali lipat sejak 2019, mencapai nilai fantastis 370 miliar yuan (sekitar Rp831 triliun).

Untuk mengatasi banjir ini, para produsen menggunakan trik “ekspor hantu” atau zero-mileage exports: mengirim mobil-mobil baru yang belum pernah menyentuh aspal China ke luar negeri, hanya untuk membersihkan gudang dan memenuhi target penjualan.

Dari 5,86 juta mobil yang diekspor China pada 2024, lebih dari 78% adalah mobil bermesin bensin (ICE) yang pasarnya di dalam negeri telah runtuh. Ini bukan cerminan permintaan nyata, melainkan upaya putus asa untuk membuang kelebihan stok.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *