Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kenaikan Tak Terhindarkan, Bantu Dongkrak Daya Beli!



loading…

ika pemerintah ingin industri tidak menaikkan harga dan melakukan PHK, maka pemerintah juga harus turun tangan membantu menciptakan permintaan. Foto: ist

JAKARTA – Di tengah lesunya pasar otomotif nasional, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita terbang ke Jepang membawa misi penting. Pesannya kepada para bos besar prinsipal otomotif sangat jelas: tolong jangan naikkan harga mobil dan jangan lakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia.

Sebuah permintaan yang terdengar simpatik, bertujuan menjaga stabilitas ekonomi dan melindungi konsumen. Namun, dari Tanah Air, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memberikan jawaban yang tak kalah strategis: sebuah respons diplomatis yang terdengar setuju, namun di baliknya tersimpan sebuah sinyal tegas dan sebuah “bola” yang dilempar kembali ke pemerintah.

Secara terbuka, Daihatsu menyambut baik langkah pemerintah. Namun, mereka menegaskan bahwa ini adalah permainan dua arah. Jika pemerintah ingin industri tidak menaikkan harga dan melakukan PHK, maka pemerintah juga harus turun tangan membantu menciptakan permintaan.

“Sebenarnya bukan cuma dua masalah itu ya (menaikkan harga dan PHK), tapi kami sama-sama untuk bisa ada demand (permintaan), supaya juga ada produksi di kami,” kata Sri Agung Handayani, Marketing Director dan Corporate Communication Director ADM, kepada wartawan.

Pernyataan ini adalah sebuah kode yang jelas: pabrik hanya akan terus berproduksi (dan tidak melakukan PHK) jika ada yang membeli mobil. Dan orang hanya akan membeli mobil jika harganya terjangkau dan daya beli mereka kuat.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *