Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kejar Diskon Gede! Seres 3 Lokal Siap Gebrak Pasar EV dengan TKDN 40%!



loading…

Langkah Seres untuk memproduksi lokal Seres 3 demi mengejar insentif pemerintah merupakan strategi yang cerdas dan sejalan dengan tren pasar kendaraan listrik di Indonesia. Foto: Sindonews/Muhamad Fadli Ramadan

JAKARTA – Seres 3, mobil listrik kedua dari keluarga Seres, siap meramaikan persaingan kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air. Di bawah bendera PT Sokonindo Automobile, Seres 3 memiliki ambisi besar untuk diproduksi secara lokal di jantung industri modern Cikande, Serang, Banten.

Langkah strategis ini bukan tanpa alasan, melainkan untuk mengejar target krusial: mencapai nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen. Sebuah persyaratan wajib untuk mencicipi manisnya program insentif pemerintah bagi kendaraan listrik.

CEO PT Sokonindo Automobile, Alexander Barus, memastikan mobil listrik tersebut siap mengaspal di jalanan Indonesia ini akan lahir dari rahim produksi lokal.

“Untuk TKDN diperkirakan kita bisa sampai 40-45 persen. Produksi di Cikande,” ungkap Alexander Barus dengan nada optimis di arena PEVS 2025, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.

Seperti yang telah diketahui, pintu gerbang menuju program insentif kendaraan listrik hanya terbuka bagi model yang diproduksi di dalam negeri dan memenuhi standar TKDN minimal 40 persen.

Namun, tantangan tak berhenti di situ. Nilai TKDN ini harus terus menanjak secara bertahap hingga mencapai 80 persen pada tahun 2030. Sebuah visi jangka panjang yang membutuhkan komitmen dan investasi berkelanjutan.

PT Sokonindo Automobile, yang juga menaungi merek DFSK dan Seres, menegaskan komitmen kuatnya dalam mewujudkan mobilitas ramah lingkungan di Indonesia. Investasi yang mereka tanamkan diyakini memiliki nilai jangka panjang, bukan sekadar tren sesaat.

“Kita kan investasi pabrik jangka panjang. Pastinya semua produk kita akan diproduksi di sana,” tegas Director of Sales Center PT Sokonindo Automobile, Cing Hok Rifin, menandakan keseriusan perusahaan dalam memajukan industri kendaraan listrik lokal.

Sebagai informasi awal, Seres 3 ditawarkan dengan perkiraan harga antara Rp370 juta hingga Rp398 juta. Namun, bagi para calon konsumen yang sudah tak sabar, pemesanan sudah dapat dilakukan dengan hanya membayar Rp1 juta. Sebuah tawaran menarik untuk segera mengamankan unit mobil listrik yang berpotensi mendapatkan insentif harga.

Dari segi performa, Seres 3 dibekali dengan baterai berkapasitas 54 kWh yang menjanjikan jarak tempuh hingga 412 km. Urusan pengisian daya pun terbilang efisien, hanya membutuhkan 40 menit untuk mengisi baterai dari 20 hingga 80 persen. Sebuah kombinasi menarik antara jarak tempuh yang memadai dan waktu pengisian yang relatif singkat untuk mobilitas sehari-hari.

Data dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menunjukkan bahwa pemerintah menargetkan peningkatan TKDN untuk kendaraan listrik secara bertahap hingga mencapai 80% pada tahun 2030. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor komponen dan memperkuat industri otomotif nasional di era elektrifikasi.

Selain itu, insentif fiskal seperti pembebasan atau pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) menjadi daya tarik utama bagi produsen dan konsumenmobillistrik.

(dan)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *