Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kalah Bersaing dengan China, Jepang Fokus Kembangkan Mobil Pintar



loading…

Jepang Fokus Kembangkan Mobil Pintar. FOTO/ DOK SindoNews

LONDON Jepang saat ini tengah gencar mendorong produsen mobil untuk mengembangkan mobil pintar yang sistem keselamatan dan hiburannya dapat dioperasikan dengan komputasi awan.

BACA JUGA – 10 Merek Mobil Jepang Terbaik Berdasarkan Teknologi dan Kualitasnya

Langkah ini diambil karena Jepang saat ini masih tertinggal dari pesaing dari China dan Amerika Serikat di bidang ini.

Pemerintah Jepang telah menetapkan target bagi perusahaan-perusahaan Jepang untuk menguasai 30 persen pasar “software defined vehicles” (SDV) pada tahun 2030.

Saat itu, penjualan global diperkirakan mencapai 35 juta hingga 41 juta unit.

Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) akan memberikan dukungan dana dan membantu melatih tenaga kerja seperti insinyur teknologi informasi dengan bekerja sama dengan universitas dan meluncurkan kursus keterampilan.

Meskipun teknologi bantuan pengemudi dan fitur navigasi peta telah dipasang di mobil-mobil Jepang, mobil-mobil tersebut masih kekurangan fitur yang lebih canggih.

Pemerintah Jepang ingin membangun ekosistem tempat perusahaan dapat berbagi data dan mendapatkan keuntungan dari layanan purnajual seiring dengan berkembangnya model bisnis industri otomotif.

Misalnya, pendapatan global dari layanan taksi robotik diperkirakan akan tumbuh hingga USD503 miliar pada tahun 2035 — 80 persen di antaranya akan berasal dari layanan selain penjualan kendaraan, menurut kementerian.

“Kami berharap bahwa sebagian besar keuntungan untuk bisnis ini tidak akan berasal dari penjualan mobil baru, tetapi model bisnis akan berubah, dan sejumlah besar keuntungan akan diperoleh setelah penjualan mobil,” kata Takeru Ito, direktur kantor transformasi mobilitas digital seperti dilansir dari Bloomberg

Di antara produsen mobil Jepang, Nissan berencana untuk memulai layanan kendaraan otonom pada tahun 2027 untuk mengatasi kekurangan pengemudi taksi.

Honda berencana untuk memulai layanan taksi tanpa pengemudi pada akhir dekade ini, setelah menunda rencana sebelumnya untuk meluncurkan taksi robotik di pusat kota Tokyo pada awal tahun 2026.

Bulan lalu, Jepang mendirikan Asosiasi Pusat Pelacakan Otomotif dan Baterai, sebuah platform untuk memastikan aliran data yang aman dan terjamin di antara perusahaan.

(wbs)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *