loading…
Geely justru berupaya untuk membangun pabrik di Vietnam, bukan Indonesia. Foto: ist
Namun, di tengah pernyataan dramatis itu, ada anomali mengejutkan. Di saat Geely menarik rem darurat di seluruh dunia, mereka justru “tancap gas” di Vietnam. Sebuah proyek pabrik senilai USD168 juta (sekitar Rp2,75 triliun) di provinsi Thai Binh dilaporkan akan terus berjalan sesuai rencana.
Ini adalah sebuah kebijakan standar ganda yang sontak memicu pertanyaan besar, terutama bagi Indonesia: mengapa Vietnam, bukan Indonesia yang notabene pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara?
Kontradiksi di Pucuk Pimpinan
Keputusan ini terasa sangat kontradiktif dengan kepanikan yang disuarakan oleh Chairman Li Shufu. Pekan lalu, ia dengan tegas menyatakan bahwa Geely tidak akan lagi membangun fasilitas produksi baru.
Namun, sebuah sumber yang dikutip oleh VnExpress mengonfirmasi bahwa pembangunan pabrik Geely di Vietnam akan dimulai pada kuartal ini, tanpa terpengaruh oleh kebijakan global tersebut.
Pabrik ini merupakan hasil kongsi antara Geely dengan distributor lokal Vietnam, Tasco, yang dirancang untuk memproduksi hingga 75.000 kendaraan per tahun pada tahap pertamanya.