Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ford Keberatan dengan Kebijakan Donal Trump soal Tarif Impor Kendaraan



loading…

Ford Ranger. foto/ Dok Ford

NEW YORK – Kepala eksekutif Ford Jim Farley tidak terlalu senang dengan kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump yang berdampak pada industri otomotif.

Namun, alih-alih mengeluhkan tarif yang diberlakukan terhadap Meksiko, Kanada dan China , Farley telah menyarankan tarif yang lebih luas mungkin diperlukan untuk menyamakan kedudukan.

Saat berbicara tentang laporan laba kuartal keempat Ford, Farley mencatat bahwa merek seperti Toyota dan Hyundai dapat mengimpor ratusan ribu kendaraan dari Jepang dan Korea Selatan tanpa tarif baru. Menurut Farley, “kami tidak bisa hanya memilih satu tempat atau yang lain karena ini adalah keuntungan besar bagi pesaing impor kami.”

“Ada jutaan kendaraan yang masuk ke negara kita yang tidak dikenakan tarif tambahan ini,” imbuhnya. “Jadi, jika kita akan memiliki kebijakan tarif, kebijakan itu harus komprehensif untuk industri kita.”

Tidak mengherankan jika Ford merasa menjadi sasaran yang tidak adil. Meskipun merupakan merek Amerika, Ford memproduksi kendaraan seperti Bronco Sport, Maverick, dan Mustang Mach-E di Meksiko, lalu mengimpornya ke Amerika Serikat. Selain itu, Ford juga membangun Lincoln Nautilus di China dan menjualnya di AS. Mustang GTD eksklusif juga akan dirakit oleh Multimatic di Kanada . Akibatnya, Ford dapat terkena dampak tarif sebesar 25% yang dikenakan terhadap Meksiko dan Kanada, serta tarif sebesar 10% atas impor dari Tiongkok.

CNBC melaporkan bahwa 46,6% dari semua kendaraan baru yang terjual di AS tahun lalu diproduksi secara internasional. Meksiko adalah importir terbesar, yang menguasai sekitar 16,2% dari semua penjualan kendaraan. Korea Selatan adalah yang terbesar kedua, dengan pangsa 8,6%, diikuti oleh Jepang sebesar 8,2%. Kendaraan Jepang saat ini dikenakan bea masuk sebesar 2,5%, tetapi itu sangat kecil dibandingkan dengan bea masuk baru sebesar 10% dan 25% di pasar lain.

Bukan hanya merek Korea Selatan seperti Hyundai Motor Group yang diuntungkan karena tidak perlu membayar tarif. Saingan utama Ford, GM, membangun Buick Encore GX dan Envista di Korea Selatan dan mengimpornya ke AS.

(wbs)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *