loading…
Dealer-Mobil Listrik China. FOTO/ DOK SINDOnews
Seperti dilansir dari Asia Nikkei, Asosiasi Dealer Otomotif China (CADA), yang mencakup dealer independen dan afiliasi produsen mobil tersebut, menyerahkan laporan darurat kepada pemerintah mengenai situasi tersebut, kata kelompok itu pada hari Senin.
Banyak pedagang menderita kerugian besar dan berjuang untuk bertahan dalam bisnisnya, menurut laporan tersebut.
Tingkat persediaan yang tinggi disebabkan oleh kombinasi belanja konsumen yang lemah dan tekanan dari produsen mobil untuk menimbun kendaraan.
Dealer yang kekurangan uang terpaksa menjual kendaraan dengan diskon besar, menurut laporan CADA.
Perang harga telah menyebabkan dealer menjual mobil di bawah harga grosir, sehingga kerugian mereka semakin besar seiring dengan semakin banyaknya kendaraan yang mereka jual, kata laporan itu.
CADA berpendapat bahwa sebagian besar perusahaan swasta akan mendapatkan manfaat dari perluasan dukungan keuangan dan insentif bagi pembeli mobil.
Laporan tersebut menyerukan kepada pemerintah untuk mengarahkan lembaga keuangan untuk mendukung distributor dengan pinjaman.
Pemberi pinjaman dan dealer mobil dapat bekerja sama untuk menstabilkan pasar, kata laporan itu.
Sementara itu, Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR), badan antimonopoli Tiongkok, mengatakan pada bulan ini bahwa pihaknya telah memperingatkan Volkswagen, Audi, BMW, Mercedes-Benz Group dan Jaguar Land Rover bahwa mereka mungkin melanggar undang-undang antimonopoli.
SAMR mengatakan pembuat mobil memberikan tekanan pada dealer untuk memberikan hasil yang menjamin volume produksi dan tingkat keuntungan.
Badan tersebut meminta kelima perusahaan tersebut untuk memperkuat kepatuhan terhadap hukum.
(wbs)