Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Cerita Mobil Presiden Soeharto Diisi Bensin Campur Minyak Tanah



loading…

Mobil Presiden Soeharto. FOTO/ MPI

JAKARTA Mobil kepresidenan merupakan kendaraan yang perlu mendapatkan perawatan istimewa. Sebab, kendaraan tersebut akan digunakan untuk perjalanan kepala negara.

Jongkie Sugiarto, Former Technician of Indonesia Presidential Vehicle mengatakan memiliki banyak kisah unik selama menjalani profesi sebagai teknisi mobil presiden. Bahkan, ada momen menegangkan saat mobil dinas Presiden Soeharto diisi bensin yang tercampur minyak tanah.

“Waktu itu (zaman Presiden Soeharto) ada kedatangan Presiden India. Maka kita persiapan di Bina Graha (kompleks Istana Kepresidenan). Saya diminta memberangkatkan mobil yang untuk nanti kepulangan dari Halim, Bapak Presiden,” ungkap Jongkie di Jakarta, belum lama ini.

Jongkie mengungkapkan bahwa saat itu Soeharto menggunakan Mercedes-Benz S 600. Ketika melakukan inspeksi untuk digunakan menjemput presiden India, ditemukan bahwa BBM tercampur minyak tanah.

“Hidupkan mesin, AC on, coba dites, kenapa bau minyak tanah? Matilah ini. Ternyata bensinnya kecampur minyak tanah. Jadi saya paksa buka dari bawah, keluarin semuanya, beli bensin yang baru. Saat itu namanya masih Super kalau nggak salah. Kita isi di pompa bensin daerah Tanah Abang,” ujarnya.

Jongkie mengaku tak tahu apakah ada kesalahan prosedur saat pengisian BBM atau pihak SPBU berbuat curang. Tapi, ia mengatakan setelah hal tersebut terjadi, SPBU di wilayah Kali Kuning tempat mobil presiden mengisi BBM langsung ditutup keesokan harinya.

Saat itu, petugas Paspampres sempat bertanya kepada Jongkie, apakah yang bakal terjadi jika mobil tersebut berjalan dengan kondisi bensin bercampur minyak tanah dan tidak diketahui? Jongkie bilang sulit memperkirakannya, karena dia tidak tahu kadar minyak tanah yang tercampur.

“Paspampres tanya ke saya. Kalau itu nggak ketahuan, mogoknya di mana? Di waktu kosong saat berangkat ke Halim atau saat pulang? Udah ada isinya kan kalau perjalanan pulang, ada Presiden Soeharto, udah ada tamu negara. Dan kira-kira di mana (mogoknya)? Di Semanggi kah, di Cawang kah, di Halim kah? Kita nggak tahu, karena kadar minyak tanahnya kan kita nggak tahu juga,” ucapnya.

Jongkie mengakui bahwa itu menjadi momen cukup menegangkan karena saat melakukan inspeksi mobil tersebut tak lama lagi akan digunakan Presiden Soeharto.

(wbs)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *