Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Benteng Pengawas Truk ODOL Jadi Sarang Pungli, Kemenhub Siapkan Mata-Mata Digital untuk Basmi Oknum Nakal



loading…

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya secara terbuka mengakui borok ini dan menyatakan perang. Foto: dok Sindonews

JAKARTA – Di jalanan raya Indonesia, mereka adalah raja tak terbantahkan. Truk-truk raksasa dengan muatan berlebih dan dimensi tak wajar (ODOL), melenggang dengan gagah, menjadi “monster baja” yang merusak aspal dan menjadi ancaman nyata bagi keselamatan pengendara lain. Seharusnya, langkah mereka terhenti di jembatan timbang.

Namun, alih-alih menjadi benteng pertahanan terakhir, jembatan timbang justru telah lama dikenal publik sebagai ‘gerbang tol tak resmi’—sarang praktik pungutan liar (pungli) yang subur, di mana aturan bisa dinegosiasikan dengan beberapa lembar uang.

Kini, setelah bertahun-tahun menjadi rahasia umum, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya secara terbuka mengakui borok ini dan menyatakan perang. Senjata mereka bukan lagi inspeksi manual yang rentan “main mata”, melainkan teknologi digital yang dingin dan tak kenal kompromi.

Pengakuan Jujur dari Pucuk Pimpinan

Dalam sebuah pernyataan yang langka dan jujur, Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Kemenhub, Aan Suhanan, tidak lagi menutupi masalah yang sudah mengakar.

“Kami tidak menutup mata masih adanya oknum yang melakukan kegiatan ilegal (pungli) tersebut terutama di jembatan timbang,” kata Aan dalam keterangan resminya. Pengakuan ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah menyadari keseriusan masalah dan tidak lagi bisa mentolerir praktik yang membahayakan nyawa di jalanan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *