Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Takhayul Batu Bata dan Perjalanan Menuju Puncak Kejayaan UFC



loading…

Georges St-Pierre (GSP) dikenal sebagai salah satu petarung terhebat sepanjang masa / Foto: GiveMeSport

Georges St-Pierre (GSP) dikenal sebagai salah satu petarung terhebat sepanjang masa. Namun, di balik kesuksesannya, tersimpan sebuah kisah unik tentang takhayul dan dendam yang membawanya meraih kemenangan.

Kekalahan mengejutkan St-Pierre dari Matt Serra di UFC 69 pada 2007 menjadi titik balik dalam kariernya. Kekalahan tersebut tidak hanya mengejutkan para penggemar, tetapi juga menjadi motivasi besar bagi St-Pierre untuk bangkit dan membuktikan dirinya.

Menjelang pertarungan ulang melawan Serra pada 19 April 2008, St-Pierre melakukan hal yang tidak biasa. Ia membawa batu bata yang bertuliskan nama Serra di dalam tas latihannya.

Ini dilakukan atas saran dari psikolog olahraganya, yang ingin St-Pierre memvisualisasikan dendamnya dan menjadikannya motivasi tambahan. “Saya ingin kembali dan menghapus kesalahan itu, jadi psikolog olahraga berkata kepada saya, ‘Georges, Anda membawa banyak batu bata’. Jadi dia menyuruhku, dia menulis (nama Serra di batu bata) dan menyuruhku membawa batu bata di tas latihanku dengan namamu di atasnya,” ungkap St-Pierre dalam sebuah podcast bersama Serra dikutip dari GiveMeSport, Minggu (2/3/2025).

Selama berminggu-minggu, St-Pierre membawa batu bata tersebut, tetapi lama kelamaan, beban tersebut membuatnya lelah secara fisik dan mental. Akhirnya, ia meminta izin kepada pelatihnya untuk membuang batu bata tersebut. “Aku memanggilnya seperti, ‘Bisakah aku membuang batu bata itu, itu konyol?’. Dia seperti, ‘Tidak’, dan aku terus membawanya dan aku seperti, ‘Aku sangat lelah sekarang, bisakah aku membuang batu bata itu?’ Dia seperti, ‘Ya’.”

“Jadi aku pergi ke dekat sungai, mengambil batu bata itu, dan melemparkannya ke sungai dan kedengarannya aneh, tetapi itu adalah tindakan yang kulakukan yang terwujud, yang memiliki manifestasi psikologis pada diriku karena aku merasa seperti, lega,” jelas St-Pierre.

Meskipun terdengar aneh, takhayul ini memberikan efek psikologis yang positif bagi St-Pierre. Ia merasa lega dan termotivasi untuk membalas kekalahannya. Hasilnya, St-Pierre berhasil mengalahkan Serra dengan kemenangan TKO dalam pertandingan ulang dan melanjutkan kariernya yang gemilang.

Kisah ini menunjukkan bahwa di balik kesuksesan seorang atlet, terdapat berbagai macam faktor, termasuk faktor psikologis dan bahkan takhayul. Bagi Georges St-Pierre, batu bata dan dendam menjadi bagian dari perjalanannya menuju puncak kejayaan.

(yov)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *