Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Profil Simone Inzaghi, Iblis Piacenza Guncang Panggung Liga Champions



loading…

Simone Inzaghi kini menuliskan babak baru dalam karier kepelatihannya bersama Inter Milan / Foto: Sempreinter

Simone Inzaghi kini menuliskan babak baru dalam karier kepelatihannya bersama Inter Milan . Keberhasilan mengantarkan Nerazzurri melaju ke final Liga Champions 2024/2025, usai menaklukkan Barcelona dengan agregat 7-6 (4-3 di leg kedua), menjadi bukti nyata sentuhan emasnya di Giuseppe Meazza.

Kemenangan dramatis atas Blaugrana semakin memperpanjang rekor tak terkalahkan Inter di kandang menjadi 17 pertandingan. Catatan fenomenal ini adalah buah dari tangan dingin Inzaghi, yang mampu meramu taktik jitu dan membangkitkan mentalitas juara dalam diri para pemain.

Sejak menukangi Inter pada musim 2021/2022, Inzaghi telah membawa Nerazzurri menjadi salah satu kekuatan dominan di Eropa. Statistik mencatat, Inter kini sejajar dengan Real Madrid sebagai dua klub yang paling sering mencapai final Liga Champions dalam empat musim terakhir, yakni dua kali.

Baca Juga: Perjalanan Inter Milan Menuju Final Liga Champions UEFA: Akankah Kisah 15 Tahun Lalu Terulang?

Kini, Inzaghi berada di ambang torehan sejarah lain. Jika ia mampu membawa Lautaro Martinez dan kolega meraih trofi Liga Champions musim ini, ia akan dielu-elukan sebagai salah satu pelatih tersukses dalam sejarah klub.

“Ini membutuhkan Inter yang super, jadi saya memuji para pemain saya karena menampilkan dua penampilan luar biasa dalam dua leg. Itu adalah satu-satunya cara untuk mencapai Final,” ujar Inzaghi kepada Sky Sport Italia dengan nada bangga. “Saya sangat bangga menjadi pelatih mereka, karena mereka memberikan segalanya dan mereka yang turun dari bangku cadangan juga memiliki sikap yang tepat.”

Inzaghi juga menyoroti semangat juang timnya. “Mereka harus menikmati setiap momen di depan para penggemar ini, kami benar-benar bahagia. Mereka teladan. Saya memberi tahu para pemain untuk percaya, bahwa kami dapat mencoba membatasi Barcelona, meskipun itu tidak mudah dilakukan. Kami memiliki Lautaro, Dumfries, dan Frattesi yang tidak fit 100 persen, jadi kami harus menggunakan hati kami untuk melewati setiap rintangan.”

Baca Juga: Inter Milan Ukir Sejarah di Liga Champions usai Singkirkan Barcelona

Sang Iblis Piacenza dengan Sentuhan Taktis Memukau

Lahir pada 5 April 1976, Simone Inzaghi dikenal dengan julukan “Iblis Piacenza” karena kemampuannya dalam menemukan solusi taktis yang tak terduga. Gaya komunikasinya yang verbal dan non-verbal juga menjadi ciri khas kepelatihannya.

Inzaghi diakui sebagai sosok yang berhasil menghidupkan kembali formasi taktis 3-5-2. Selama memimpin Inter, ia telah mencatatkan 213 pertandingan.

Di panggung Liga Champions, rekam jejak Inzaghi juga impresif. Ia telah memenangkan 10 pertandingan, meraih tiga hasil imbang, dan hanya sekali menelan kekalahan. Secara keseluruhan di musim ini, Inzaghi telah memainkan 55 pertandingan bersama Inter, dengan catatan 35 kemenangan, 12 hasil imbang, dan 8 kekalahan.

Kini, seluruh mata tertuju pada Simone Inzaghi. Mampukah ia membawa Inter Milan meraih gelar Liga Champions musim ini dan mengukuhkan namanya dalam jajaran pelatih elite Eropa? Jawabannya akan tersaji di final yang akan datang.

(yov)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *