Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Profil Said Brkic, Winger Muda Berdarah Kebumen yang Tembus Timnas Jerman U-15



loading…

JAKARTA – – Nama Said Aalim Brkic tengah jadi perbincangan di kalangan pecinta sepak bola, khususnya di Indonesia. Pemuda berdarah Indonesia-Bosnia ini baru saja menjalani debut bersama Timnas Jerman U-15 dalam laga uji coba melawan Belanda. Meski laga tersebut berakhir dengan kekalahan 2-3, kehadiran Said tetap menjadi sorotan tersendiri—terutama karena jejak darah Indonesia yang mengalir dalam dirinya.

Said saat ini memperkuat tim akademi Eintracht Frankfurt U-15 dan telah resmi dipanggil mengikuti program pengembangan Perspektivlehrgang yang digagas Federasi Sepak Bola Jerman (DFB). Program ini hanya diikuti oleh 22 pemain muda terpilih dari seluruh Jerman, menjadikan Said sebagai salah satu talenta masa depan yang sangat diperhitungkan.

Said Brkic lahir pada 26 September 2010 dari pasangan Moamer Brkic dan Diyah Nahdiyati. Sang ibu, Diyah, adalah WNI asal Kebumen yang kini menetap di Jerman dan berprofesi sebagai dokter. Ia juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman. Sementara sang ayah berasal dari Bosnia dan sudah lama tinggal di Jerman.

Dengan latar belakang keluarga multinasional, Said tumbuh dalam lingkungan yang kaya nilai budaya. Meski besar di Jerman, sisi ke-Indonesiaannya tetap melekat melalui peran sang ibu. Tak sedikit publik Indonesia yang berharap Said suatu saat bisa mengikuti jejak sang kakak, Amar Rayhan Brkic, yang telah dinaturalisasi dan memperkuat Timnas Indonesia U-17 dalam ajang Piala Dunia U-17 2023 lalu.

Secara teknis, Said dikenal sebagai pemain sayap yang eksplosif. Kelincahan dan kecepatan menjadi keunggulannya, ditambah dengan kemampuan menggiring bola serta naluri menyerang yang tinggi. Dalam beberapa cuplikan video yang beredar di media sosial, Said tampak percaya diri dan berani menantang pemain lawan—karakter yang jarang terlihat di usia belia.

Ia digadang-gadang sebagai salah satu wonderkid diaspora Indonesia yang paling menjanjikan saat ini. Ketertarikan pelatih Timnas Jerman U-15 pun bukan tanpa alasan. Dengan performa yang konsisten dan kemampuan teknis yang mumpuni, masa depan Said terlihat sangat cerah.

Harapan untuk Merah Putih
Meskipun kini berstatus pemain Timnas Jerman U-15, peluang bagi Said untuk membela Indonesia di masa depan masih terbuka lebar. Status kewarganegaraan ibunya bisa menjadi jembatan bagi proses naturalisasi, jika Said dan keluarganya memang menginginkan langkah itu. Banyak pihak berharap PSSI bisa lebih proaktif menjalin komunikasi dengan keluarga Brkic agar potensi besar ini tidak lepas dari radar.

Namun demikian, keputusan akhir tetap berada di tangan Said. Di satu sisi, ia memiliki kedekatan emosional dengan Indonesia sebagai tanah asal ibunya. Di sisi lain, Jerman menawarkan jalur karier yang jelas dan sistem pembinaan yang sangat kompetitif.

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *