Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Profil Dana White, Arsitek di Balik Kejayaan UFC



loading…

Dana White sukses mengubah wajah Ultimate Fighting Championship (UFC). Sejak mengambil alih kepemimpinan pada 2001, UFC tidak hanya berhasil bertahan, tetapi berkembang pesat / Foto: MSP Metals

Dana White sukses mengubah wajah Ultimate Fighting Championship (UFC). Sejak mengambil alih kepemimpinan pada 2001, UFC tidak hanya berhasil bertahan, tetapi berkembang pesat hingga menjadi fenomena global dengan jutaan penggemar di seluruh dunia.

Pada awal 2000-an, UFC adalah organisasi yang terjebak dalam kesulitan finansial dan kurang mendapatkan pengakuan mainstream. Namun, situasi itu berubah ketika pada tahun 2001, Dana White memperkenalkan UFC kepada dua investor besar, yaitu Lorenzo dan Frank Fertitta, yang kemudian membeli UFC dan memberi White kendali penuh atas operasional dan strategi perusahaan.

Sebelum kepemilikan Fertitta, UFC hampir bangkrut dan menghadapi tekanan hukum yang besar. UFC dipandang sebagai olahraga yang brutal dan liar, dengan banyak kritik mengenai keamanannya.

Namun, Dana White memiliki visi yang berbeda—ia percaya bahwa MMA memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi olahraga yang diterima secara luas jika dapat disajikan dengan cara yang lebih profesional.

Transformasi UFC

Salah satu langkah pertama yang diambil oleh Dana White adalah memperkenalkan aturan yang lebih jelas dan ketat untuk meningkatkan keselamatan para petarung. Ia juga menghapuskan unsur-unsur kekerasan yang tidak perlu dan memperkenalkan regulasi yang lebih baik dalam setiap pertarungan.

Melalui kebijakan ini, UFC mulai mendapatkan pengakuan dari otoritas olahraga, jaringan televisi, dan sponsor besar, yang sebelumnya menghindari MMA karena ketidakpastian regulasi.

White juga tahu bahwa UFC memerlukan platform yang lebih besar untuk menarik perhatian masyarakat luas. Pada tahun 2005, ia meluncurkan acara reality show The Ultimate Fighter (TUF) di stasiun televisi Spike TV, yang menjadi titik balik besar bagi UFC.

The Ultimate Fighter tidak hanya memberikan spotlight bagi para petarung MMA, tetapi juga memperkenalkan olahraga ini kepada penonton yang lebih luas. Melalui TUF, UFC berhasil menarik perhatian generasi muda, serta mempopulerkan bintang-bintang masa depan yang menjadi ikon MMA.

UFC Brand Global

Salah satu keberhasilan terbesar Dana White adalah menjadikan UFC sebagai sebuah merek global. Ia menyadari bahwa untuk tumbuh, UFC perlu berinovasi dalam cara pemasaran dan memperluas jangkauannya ke seluruh dunia.

White tidak hanya fokus pada pasar domestik di Amerika Serikat, tetapi juga membawa UFC ke berbagai negara di seluruh dunia, seperti Kanada, Brasil, Jepang, dan Eropa. Ini membuktikan bahwa MMA bisa diterima di berbagai budaya dan latar belakang.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *