Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Prestasi Hebat Daud Yordan Pembuka Jalan Cino Tantang George Kambosos



loading…

Petinju Indonesia, Daud “Cino” Yordan , kembali mencuri perhatian dunia setelah meraih gelar juara dunia keempatnya di International Boxing Association (IBA) Super Lightweight. Prestasi ini tidak hanya mengukuhkan statusnya sebagai salah satu petinju terbaik Indonesia, tetapi juga membuka jalan bagi pertarungan akbar melawan George Kambosos Jr. di Qudos Bank Arena, Sydney, pada 22 Maret mendatang.

Daud Yordan bukanlah nama asing di dunia tinju. Petinju kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat, pada 10 Juni 1987 ini telah menorehkan berbagai prestasi sejak terjun ke dunia profesional pada 2005. Dengan gaya bertarung agresif dan pukulan keras, Cino telah meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk WBO Asia Pacific Youth Featherweight Title (2007), IBO World Featherweight Title (2012), IBO World Lightweight Title (2013), serta sejumlah sabuk juara lainnya di berbagai kelas.

Kemenangan terakhirnya pada September 2024 atas Hernan Leandro Carrizo di Pontianak menambah koleksi sabuk juara dunia yang kini dimilikinya. Kegigihannya dalam mempertahankan performa di usia 37 tahun menjadi bukti bahwa ia masih memiliki daya saing tinggi di level internasional.

Pertarungan Besar Melawan George Kambosos Jr.

Dengan catatan impresif 43 kemenangan (31 KO) dari 47 pertandingan, Daud Yordan kini bersiap menghadapi salah satu tantangan terbesar dalam kariernya: duel melawan mantan juara dunia kelas ringan IBF, IBO, WBA, dan WBO, George Kambosos Jr. Petinju asal Australia itu memiliki rekor 21 kemenangan (10 KO) dan tiga kekalahan. Laga ini bukan hanya menjadi pertarungan individu, tetapi juga membawa gengsi antara Indonesia dan Australia.

Bagi Kambosos Jr., pertandingan ini adalah ajang pembuktian setelah mengalami tiga kekalahan di kandang sendiri. Keuntungan bermain di depan publik Sydney bisa menjadi motivasi tambahan bagi petinju berusia 31 tahun itu. Namun, Cino datang dengan tekad kuat untuk meruntuhkan dominasi tuan rumah.

Sebagai seorang senator di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Daud Yordan menunjukkan kemampuan luar biasa dalam membagi waktu antara tugas kenegaraan dan latihan tinju. Rutinitasnya yang disiplin—berlatih dua kali sehari sebelum menghadiri rapat—mencerminkan semangat dan dedikasi tinggi dalam mempertahankan performa terbaiknya.

“Motivasi saya sangat luar biasa menghadapi pertandingan kali ini. Saya merasa masih mampu dan masih jauh dari kata selesai di dunia tinju. Saya akan datang, bertarung, dan pulang membawa gelar kemenangan,” tegasnya.

Pertarungan antara Daud Yordan dan George Kambosos Jr. telah lama dinantikan. Rencana awal duel ini sebenarnya sudah ada sejak 2018, namun baru bisa terealisasi pada 2025. Kini, dengan status keduanya sebagai juara dunia, pertarungan ini akan menjadi salah satu duel paling bergengsi yang melibatkan petinju Indonesia di kancah global.

Keberhasilan Daud Yordan dalam memenangkan laga ini akan semakin mengukuhkan posisinya di jajaran petinju elit dunia, sekaligus membuktikan bahwa usia bukanlah halangan untuk tetap bersaing di level tertinggi. Semua mata akan tertuju ke Sydney, menantikan apakah Cino mampu mengukir sejarah baru bagi tinju Indonesia.

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *