Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Petinju yang Dianggap Terbaik Sepanjang Masa oleh Ricky Hatton



loading…

Profil Joe Calzaghe: Petinju yang Dianggap Terbaik Sepanjang Masa oleh Ricky Hatton

LONDON – Nama Joe Calzaghe mungkin tak sepopuler Muhammad Ali atau Mike Tyson di kalangan awam, tetapi bagi sesama petinju, rekam jejak Calzaghe adalah legenda. Ricky Hatton, eks juara dunia tinju asal Inggris, bahkan menyebut Calzaghe sebagai petinju terbaik sepanjang masa.

Pujian Hatton tak datang tanpa alasan. Joseph William Calzaghe—yang dikenal sebagai “Pride of Wales” dan “Italian Dragon”—pensiun dengan rekor sempurna: 46 kemenangan tanpa satu pun kekalahan. Ia menjadi salah satu dari sedikit petinju yang mengakhiri kariernya dengan catatan tak ternoda, dan uniknya, ia pensiun saat masih menyandang status juara dunia.

Calzaghe lahir di Hammersmith, London, pada 23 Maret 1972, dari ayah berdarah Sardinia dan ibu asal Wales. Meski besar di Inggris, jiwanya lekat dengan tanah Wales, tempat ia mengembangkan karier dan identitasnya sebagai petinju.

Petinju kidal ini memulai karier profesionalnya pada 1993, dan hanya butuh waktu dua tahun untuk menyabet gelar juara Inggris kelas super menengah. Namun kejayaan sesungguhnya dimulai pada 1997, saat ia mengalahkan Chris Eubank dan merebut sabuk juara dunia WBO.

Gelar itu ia pertahankan selama lebih dari 10 tahun—rekor terlama di kelas super menengah—dengan 20 kali mempertahankannya, menyamai rekor Sven Ottke. Calzaghe juga menjadi petinju pertama yang menyatukan tiga gelar utama (WBO, WBA, WBC) di kelas super menengah dan menjadi juara The Ring pertama untuk divisi tersebut.

Antara 2006 hingga 2008, Calzaghe masuk daftar 10 petinju terbaik dunia pound-for-pound versi The Ring, bahkan sempat menempati peringkat ketiga. Dalam masa itu, ia naik ke kelas berat ringan dan mengalahkan nama-nama besar seperti Bernard Hopkins dan Roy Jones Jr.

Prestasi puncaknya tak hanya terlihat dari gelar dan kemenangan. Ia pensiun pada 2009 sebagai juara bertahan dunia dan tetap tak terkalahkan—suatu pencapaian langka dalam dunia tinju profesional.

Tak heran jika Ricky Hatton, yang juga mantan juara dunia, menyebut Calzaghe sebagai “yang terbaik yang pernah dimiliki Inggris.” Hatton menyoroti bagaimana Calzaghe mampu mengalahkan semua lawan dari generasinya, termasuk mereka yang berasal dari Amerika Serikat—kiblat tinju dunia.

Calzaghe Kecil di Bocah Pemalu



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *