Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pertina Dicoret Komite Olimpiade Indonesia, Bagaimana Nasib Tinju Indonesia di Multievent Dunia?



loading…

Pertina Dicoret Komite Olimpiade Indonesia, Bagaimana Nasib Tinju Indonesia di Multievent Dunia?

JAKARTA – Persatuan Tinju Indonesia (Pertina) resmi dicabut dari keanggotaan Komite Olimpiade Indonesia ( NOC Indonesia ). Keputusan mengejutkan ini diumumkan langsung oleh Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, dalam Rapat Anggota Tahunan yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (22/4/2025). Pertanyaannya, bagaimana nasib olahraga tinju di ajang multievent internasional?

Langkah pencoretan tersebut bukan keputusan sepihak, melainkan mengikuti instruksi mutlak dari Komite Olimpiade Internasional (IOC). Poin utamanya adalah larangan bagi seluruh NOC di dunia untuk bermitra dengan cabang olahraga tinju yang masih berafiliasi dengan International Boxing Association (IBA)—organisasi yang sebelumnya menjadi induk dunia tinju amatir namun kini telah dicabut keanggotaannya oleh IOC.

“Dengan sangat berat hati kami umumkan bahwa Pertina tidak lagi menjadi anggota NOC Indonesia, karena afiliasinya dengan IBA yang sudah tidak diakui IOC,” kata Oktohari kepada awak media.

Pencoretan Pertina dari keanggotaan NOC Indonesia membuat federasi itu tak lagi berhak mengirim atlet ke ajang internasional yang berada di bawah naungan IOC, termasuk Olimpiade dan multievent seperti Asian Games serta SEA Games.

Namun, NOC Indonesia memastikan atlet-atlet tinju Indonesia tetap mendapat jalur kompetisi, setidaknya untuk sementara. Pengiriman atlet kini akan dikoordinasikan langsung oleh NOC Indonesia bersama IOC dan pemangku kepentingan terkait.

“Untuk saat ini, semua hal terkait tinju akan langsung kami tangani. Kami akan mengatur proses seleksi dan keberangkatan atlet bekerja sama dengan stakeholder,” jelas Okto.

IOC telah menunjuk World Boxing sebagai induk baru cabang olahraga tinju internasional. Oleh karena itu, NOC Indonesia kini tengah membangun komunikasi agar Indonesia bisa segera membentuk wadah baru yang sesuai dengan regulasi internasional.

“Langkah kami berikutnya adalah terus berkonsultasi dengan IOC agar peralihan ini berjalan baik. Kami juga akan mengkaji pembentukan organisasi baru di dalam negeri yang berafiliasi dengan World Boxing,” ujar Okto.

Menyikapi situasi ini, Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat, menegaskan pentingnya segera membentuk organisasi pengganti agar para atlet tidak menjadi korban dari konflik kelembagaan.

“Jangan sampai atlet dirugikan karena masalah organisasi. Mereka butuh tempat berlatih dan bertanding. Itu prioritas utama,” tegas peraih emas Olimpiade Athena 2004 tersebut.

Taufik juga menyebutkan bahwa nama baru pengganti Pertina masih dalam pembahasan dan akan menyesuaikan arahan dari NOC Indonesia serta IOC.

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *