Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Perbandingan Prestasi Patrick Kluivert dan Shin Tae-yong: Siapa Lebih Unggul?



loading…

Patrick Kluivert resmi menggantikan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia . Peralihan ini memunculkan perbandingan antara dua sosok tersebut dalam hal prestasi, pengalaman, dan statistik kepelatihan. Keduanya memiliki keunggulan di berbagai aspek, meski pendekatan mereka berbeda.

Dari sisi jam terbang, Shin Tae-yong jauh lebih unggul. Pelatih asal Korea Selatan ini telah mengawal 270 pertandingan senior dengan hasil 42,96% kemenangan, termasuk mengantar Seongnam Ilhwa menjuarai Liga Champions Asia 2010 dan Timnas Korea Selatan menjuarai Piala Asia Timur 2017. Sementara itu, Patrick Kluivert baru memimpin 34 laga senior dengan persentase kemenangan 35,29%, tanpa gelar juara yang signifikan.

Shin juga mencatatkan momen bersejarah bersama Timnas Indonesia. Ia membawa skuad Garuda lolos ke fase gugur Piala Asia untuk pertama kalinya pada edisi 2024 dan menjaga peluang lolos ke Piala Dunia 2026 melalui Kualifikasi Zona Asia. Sebaliknya, Kluivert hanya mengantar Curacao berlaga di Kualifikasi Piala Dunia Zona CONCACAF tanpa hasil mencolok.

Dari segi pengalaman internasional, Kluivert memiliki portofolio yang lebih beragam. Mantan striker Barcelona ini pernah bekerja di Belanda, Australia, Prancis, Spanyol, hingga Turki, baik sebagai pelatih kepala maupun asisten. Sebaliknya, Shin lebih fokus pada Korea Selatan, Australia, dan Indonesia selama karier kepelatihannya.

Jika melihat statistik gol, Kluivert memiliki rasio gol-kebobolan lebih baik, yaitu 1,47 dibandingkan 1,25 milik Shin. Ini menunjukkan bahwa tim asuhan Kluivert cenderung lebih produktif dan solid di lini pertahanan. Namun, angka ini belum sepenuhnya mencerminkan keberhasilan di turnamen besar.

Kluivert memang membawa daya tarik tersendiri sebagai mantan bintang kelas dunia. Namun, tantangan bagi Kluivert adalah menciptakan sejarah bersama Timnas Indonesia, seperti yang dilakukan Shin sebelumnya. Pengalaman luasnya di berbagai negara akan diuji saat menghadapi kompetisi yang lebih kompetitif di Asia.

Pada akhirnya, Shin Tae-yong masih lebih unggul dari segi prestasi dan konsistensi. Namun, Patrick Kluivert punya potensi membawa angin segar dengan pendekatan baru. Semua akan bergantung pada bagaimana ia mampu menerapkan strategi dan memaksimalkan talenta pemain Timnas Indonesia di masa mendatang.

Pengalaman Kluivert vs Shin Tae-yong sebagai pelatih maupun asisten:

Patrick Kluivert

2008-2010: AZ Alkmaar (asisten)
2010: Brisbane Roar (asisten)
2010-2011: NEC (asisten)
2011-2012: Jong Twente
2012-2014: Belanda (asisten)
2015-2016: Curaçao
2016: Ajax (pemuda)
2018-2019: Kamerun (asisten)
2021: Curaçao (interim)
2023: Adana Demirspor
2025: Indonesia?

Shin Tae-yong

2005-2008: Queensland Roar (asisten)
2008-2012: Seongnam Ilhwa Chunma
2014: Korea Selatan (interim)
2014-2017: Korea Selatan (asisten)
2015-2016: Korea Selatan U-23
2016-2017: Korea Selatan U-20
2017-2018: Korea Selatan
2020-2025: Indonesia, Indonesia U23, Indonesia U20, Indonesia U17

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *