Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Perbandingan Market Value Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 vs Piala AFF 2024: Jarak Rp279 Miliar



loading…

Perbandingan Market Value Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 vs Piala AFF 2024: Jarak Rp 279 Miliar

Skuad Timnas Indonesia menghadirkan dua wajah berbeda dalam dua kompetisi besar: ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dan Piala AFF 2024. Perbedaan komposisi pemain dalam dua ajang ini berdampak signifikan pada nilai pasar (market value) skuad Garuda, yang menurut data Transfermarkt memiliki selisih hingga Rp 279 miliar.

Untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 , Timnas Indonesia diperkuat mayoritas pemain abroad, seperti Jay Idzes, Kevin Diks, Calvin Verdonk, hingga Marselino Ferdinan. Kehadiran mereka mendongkrak nilai pasar skuad menjadi Rp 352 miliar.

Nilai tersebut sebenarnya bisa meningkat lebih tinggi andai Mees Hilgers, bek andalan FC Twente, bergabung. Namun, cedera memaksanya absen pada laga melawan Jepang dan Arab Saudi.

Empat pertandingan ronde ketiga masih menanti pada 2025, termasuk melawan Australia dan Bahrain pada Maret, serta menghadapi China dan Jepang pada Juni.

Sebaliknya, di Piala AFF 2024, Timnas Indonesia menurunkan skuad mayoritas pemain muda dari Liga 1 yang diproyeksikan untuk SEA Games 2025. Meski diperkuat enam pemain abroad seperti Pratama Arhan, Justin Hubner, dan Ivar Jenner, nilai pasar skuad hanya mencapai Rp 73,44 miliar.

Perbedaan ini terjadi karena Piala AFF tidak masuk kalender resmi FIFA, sehingga para pemain utama dari kompetisi luar negeri tidak diwajibkan bergabung.

Selisih Nilai Pasar yang Tajam

Dengan perbedaan komposisi, selisih nilai pasar antara skuad di Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Piala AFF 2024 mencapai Rp 279 miliar. Angka ini menggambarkan perbedaan kualitas dan pengalaman kedua skuad.

Meskipun begitu, skuad muda di Piala AFF diharapkan dapat mengasah kekompakan dan kemampuan untuk menjadi tulang punggung di masa depan. Di sisi lain, skuad di Kualifikasi Piala Dunia mencerminkan ambisi besar Timnas Indonesia untuk berbicara di level dunia.

Nilai pasar skuad di Piala AFF 2024 masih bisa berubah, mengingat pelatih Shin Tae-yong akan merampingkan jumlah pemain dari 33 nama menjadi 26 pemain untuk skuad final.

Melalui strategi berbeda ini, Shin Tae-yong menunjukkan bahwa Timnas Indonesia tidak hanya fokus pada capaian jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi kuat untuk masa depan.

Dua wajah skuad Timnas Indonesia ini mencerminkan fleksibilitas dan visi jangka panjang tim pelatih. Dengan skuad mewah untuk Kualifikasi Piala Dunia dan skuad muda untuk Piala AFF, harapan besar disematkan pada Garuda untuk terus mencatat prestasi di level regional maupun internasional.

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *