Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pep Guardiola Dipecat Usai Gagal Bawa Manchester City Juara Piala FA?



loading…

Pecah sudah dominasi Manchester City. Kekalahan menyakitkan 0-1 dari Crystal Palace di final Piala FA 2024/2025 , Sabtu (17/5/2025) malam WIB di Stadion Wembley, tak hanya membuat mereka kehilangan gelar—tapi juga memunculkan tanda tanya besar soal masa depan Pep Guardiola.

Untuk kali pertama dalam tujuh tahun terakhir, The Citizens menutup musim tanpa satu pun trofi. Kegagalan di Liga Inggris, Liga Champions, dan Piala Liga kini ditutup dengan antiklimaks di final Piala FA, dan sorotan langsung tertuju pada sang manajer.

Laga berlangsung timpang secara statistik. Manchester City menguasai permainan hampir sepanjang pertandingan, namun harus takluk oleh satu-satunya gol cepat dari Eberechi Eze di menit ke-16, hasil serangan balik mematikan Palace.

Guardiola tak bisa menyembunyikan kekecewaannya selepas pertandingan. “Rencana kami tidak berjalan. Kami kalah, dan itu artinya ada yang tidak berhasil. Tapi saya tidak menyesal,” ujarnya kepada laman resmi klub.

Baca Juga: Crystal Palace Akhiri Penantian 119 Tahun, Juara Piala FA Usai Tundukkan Manchester City

Man City punya banyak peluang, namun berkali-kali gagal menaklukkan Dean Henderson yang tampil luar biasa di bawah mistar Palace. Salah satu penyelamatan paling krusial adalah saat menggagalkan penalti Omar Marmoush di menit ke-33, plus mementahkan sejumlah peluang dari Erling Haaland dan Jeremy Doku.

Henderson bahkan sempat terlibat insiden kontroversial saat menepis bola di luar kotak penalti dalam duel satu lawan satu dengan Haaland. Aksinya ramai diperbincangkan netizen yang menyebut seharusnya ia menerima kartu merah.
Palace sempat menggandakan keunggulan di babak kedua lewat gol Daniel Muñoz, namun VAR menganulir karena offside. Emosi pun memuncak ketika ofisial dari kedua tim terlibat adu mulut sengit di pinggir lapangan.

City mencoba bangkit hingga menit akhir. Claudio Echeverri yang masuk sebagai pemain pengganti nyaris mencetak gol penyeimbang, tetapi lagi-lagi Henderson menjadi tembok tak tertembus.

Peluit panjang berbunyi, dan sejarah tercipta: Crystal Palace meraih trofi pertama mereka sejak berdiri pada 1905. Sementara itu, Guardiola menatap musim panas yang suram.

Di tengah sorotan media dan tekanan fans, muncul spekulasi soal kemungkinan manajemen Man City mengakhiri kerja sama dengan pelatih asal Spanyol itu. Pasalnya, setelah prestasi gemilang musim lalu, musim ini berakhir tanpa satu pun gelar—sesuatu yang langka dalam era Guardiola.

“Kami bermain jauh lebih baik dibandingkan ketika menang 5-2 di kandang Palace, dan bahkan lebih baik dibanding final melawan United tahun lalu. Tapi itulah sepak bola,” ujar Guardiola mencoba mencari sisi positif.

Kini, yang tersisa bagi City hanyalah perjuangan mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan. Tapi satu pertanyaan besar kini menggema di Etihad: apakah ini akhir dari era Guardiola?

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *