Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Menpora Pilih Ardima Rama Putra Pemuda Difabel Jadi Staf Khusus



loading…

JAKARTA – Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga (Stafsus Menpora) Ardima Rama Putra menyampaikan bagaimana Kemenpora menjadi lembaga yang inklusif di masa Menpora Dito Ariotedjo. Dia yang merupakan penyandang disabilitas diberi kesempatan untuk menjadi staf khusus dari Menpora.

“Saya diberi kesempatan menjadi Staf Khusus Menpora Bidang Kebijakan Prestasi dan Industri Olahraga. Jika biasanya orang underestimate dan meragukan kemampuan disabilitas, tapi menpora berani menunjuk saya,” ucap Ardima.

Ardima mengisi jabatan yang tak khusus untuk disabilitas. Jabatan itu pun sebenarnya bisa dipegang oleh orang yang biasa.

“Saya tak hanya mengisi posisi yang kosong sebagai syarat ada disabilitas. Jauh lebih dari itu, saya memegang posisi yang sebenarnya bisa diisi oleh orang normal,” katanya.

Dia menceritakan bahwa Kemenpora adalah lembaga inklusif. Lembaga itu tak membeda-bedakan disabilitas atau tidak. Semua punya posisi yang sama.

“Ini membuktikan bahwa Menpora, dan Kemenpora inklusi. Tidak membeda-bedakan apakah anda disabilitas atau bukan. Ketika anda memang memiliki kemampuan, maka anda berhak untuk mengisi posisi itu,” ujarnya.

Ardima aktif dalam dunia basket. Dia pernah aktif di Perbasi Kota Jakarta Timur, lalu Perbasi Pusat sebagai Waketum. Kini, dia diamanahi sebagai Plt Ketum Perbasi.

Selain itu, dia menjadi Panitia di Asian Para Games 2018, FIBA Asia Cup 2021, FIBA World Cup 2023

Ardima mengaku, selama memberikan masukan soal peningkatan prestasi dan industri olahraga, dia merasa suaranya didengar oleh Dito.

“Alhamdulillah, Menteri Dito mendengar dan mencermati masukan saya di bidang peningkatan prestasi dan pengembangan industri olahraga,” katanya.

Memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) pada 3 Desember, Ardima berharap Kemenpora semakin inklusif. Dia berharap semua kebijakan di Kemenpora bisa melibatkan dan mendengar disabilitas.

“Termasuk program-program kemenpora yang lain untuk lebih banyak mengafirmasi keterlibatan difabel dalam proses perumusan dan implementasi kebijakan di kemenpora,” Ketua Dewan Pertimbangan Pusat NPC Indonesia itu.

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *