Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Lebih dari Sekadar Perak dan Gengsi!



loading…

Kompetisi Liga Inggris merupakan panggung megah bagi pertunjukan sepak bola kelas dunia, bukan hanya soal persaingan sengit tim-tim raksasa dan aksi memukau para pemain bintang / Foto: Liverpool Echo

Kompetisi Liga Inggris merupakan panggung megah bagi pertunjukan sepak bola kelas dunia, bukan hanya soal persaingan sengit tim-tim raksasa dan aksi memukau para pemain bintang. Lebih dari itu, ada sebuah artefak yang menjadi simbol supremasi, yakni trofi Liga Inggris yang ikonik.

Sejak revolusi sepak bola Inggris pada 1992, mahkota juara ini telah menjadi saksi bisu rivalitas abadi, mulai dari era dominasi Manchester United di bawah Sir Alex Ferguson hingga persaingan taktis nan memikat antara Manchester City racikan Pep Guardiola dan Liverpool asuhan Juergen Klopp.

Di tengah persiapan Liverpool menyambut era baru di bawah Arne Slot dan ambisi mereka meraih gelar juara musim 2024/2025, sebuah pertanyaan menarik muncul: sebenarnya, seberharga apakah trofi Liga Inggris ini?

Untuk memahami nilai sesungguhnya, bisa dimulai dengan membedah dimensi dan material yang membentuk trofi kebanggaan ini. Dengan tinggi mencapai lebih dari satu meter dan lebar hampir 61cm, trofi ini terasa kokoh dengan bobot total 25,4kg. Bagian alasnya saja, tempat terukirnya nama-nama sang juara, menyumbang 15,9kg dari total berat tersebut.

Keunikan alas ini terletak pada materialnya: malakit. Batu karbonat hidroksida tembaga berwarna hijau terang ini, yang lazim digunakan sebagai perhiasan dan elemen dekoratif, memberikan sentuhan alami yang merepresentasikan hijaunya lapangan sepak bola. Sementara itu, badan utama trofi memancarkan kemewahan melalui kombinasi perak murni dan perak berlapis emas 24 karat.

Melihat material yang digunakan, mungkin timbul pertanyaan apakah nilai materi trofi ini sebanding dengan gengsi yang menyertainya. Sebuah studi dari The Gold Bullion memperkirakan bahwa kandungan perak murni pada trofi tersebut bernilai sekitar 18.796 poundsterling (Rp421 juta).

Angka ini memang menempatkannya dalam jajaran trofi olahraga paling berharga di dunia, namun jauh di bawah nilai Piala Dunia yang hampir sepenuhnya terbuat dari emas, Ballon d’Or, atau Piala Ryder. Bayangkan jika trofi Liga Inggris terbuat dari emas murni.

Mengutip laporan Givemesport, Kamis (24/4/2025), The Gold Bullion memperkirakan nilainya akan melonjak fantastis hingga 1.479.296 poundsterling (Rp33 miliar). Sebuah gambaran betapa nilai simbolis dan historis sebuah trofi jauh melampaui nilai materialnya.

Sang Juara Hanya Meminjam Mahkota

Meskipun menjadi lambang kejayaan sepanjang musim, tim yang berhasil merengkuh gelar Liga Inggris ternyata tidak dapat menyimpan trofi aslinya selamanya. Mereka wajib mengembalikannya tiga minggu sebelum laga terakhir musim berikutnya. Namun, jangan khawatir, karena Liga Inggrus membuat dua trofi identik.

Satu menjadi kebanggaan sang juara bertahan, sementara yang lainnya digunakan untuk keperluan media dan promosi. Sebuah pengecualian istimewa terjadi pada musim 2003/2004, ketika Arsenal mencatatkan rekor tak terkalahkan.

Sebagai bentuk penghormatan atas pencapaian luar biasa tersebut, The Gunners diberikan trofi emas mini untuk dikenang selamanya. Namun, di luar momen bersejarah itu, tradisi pengembalian trofi tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari siklus Liga Inggris.

Jadi, meskipun nilai materialnya mungkin tak semahal yang dibayangkan, trofi Liga Inggris menyimpan nilai sejarah, gengsi, dan simbolisme yang tak ternilai harganya bagi para pemain, klub, dan jutaan penggemar sepak bola di seluruh dunia. Lebih dari sekadar perak dan emas, ia adalah representasi dari kerja keras, dedikasi, dan puncak kejayaan dalam kompetisi sepak bola paling ketat di muka bumi.

(yov)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *