Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kisah Muhammad Ali Mampu Menghindari 21 Pukulan Lawan dalam 10 detik



loading…

Kisah-kisah tentang kehebatan Muhammad Ali di atas ring tinju sudah menjadi legenda / Foto: X

Kisah-kisah tentang kehebatan Muhammad Ali di atas ring tinju sudah menjadi legenda. Bukan hanya karena pukulan-pukulannya yang mematikan, tetapi juga karena kelincahan dan kemampuan defensifnya yang luar biasa.

Salah satu momen yang paling ikonik dan sering diperbincangkan adalah demonstrasi kecepatannya dalam menghindari serangkaian pukulan lawan yang mencengangkan. Meskipun catatan pasti mengenai detail waktu dan jumlah pukulan yang berhasil dihindari Ali bervariasi dalam berbagai sumber, anekdot tentang kemampuannya menghindar dengan gemilang tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari The Greatest.

Dalam satu momen, Ali muda kerap membiarkan lawannya menyerang dan ia membiarkan wajahnya dalam keadaan terbuka tanpa halangan tangannya. Salah satunya adalah dalam satu pertarungan eksibisi melawan Michael Dokes di Miami Beach, Florida, pada 1977.

Baca Juga: Naoya Inoue 2 Kali Ambruk Kena Hook Kiri Petinju Meksiko Sebelum TKO Cardenas

Pertandingan eksibisi tersebut merupakan bagian dari program yang menggantikan pertandingan Larry Holmes vs Stan Ward yang dibatalkan di Wide World of Sports milik ABC. Ali, yang saat itu berusia 35 tahun, memamerkan keterampilan tinjunya dengan menghindari banyak pukulan dari Dokes, calon petinju kelas berat berusia 19 tahun.

Saat itu Ali menghindari 21 pukulan lawan di sudut ring dalam 10 detik dengan gerakan kaki yang lincah seperti penari balet dan refleks secepat kilat, mampu menghindari rentetan pukulan lawan dalam waktu yang sangat singkat. Alih-alih tegang, Ali justru langsung berjoget usai melakukan trik defense yang satu ini.

Bayangkan seorang petinju, dengan bobot dan kekuatan seorang kelas berat, bergerak dengan grasi seekor kupu-kupu, meliuk-liuk menghindari hantaman demi hantaman yang dilayangkan kepadanya. Dokes diketahui merupakan petinju profesional dengan rekor amatir 147-7 dan pernah kalah di semifinal Olimpiade 1976. Setelah pertandingan eksibisi, Dokes menjadi sparring partner bagi Ali dari tahun 1977-1979.

Baca Juga: Saul Canelo Alvarez vs Terence Crawford Pertarungan Abad Ini Rp3,2 Triliun

Satu filosofi yang terkenal dari Ali adalah ‘Float like a butterfly, sting like a bee’. Lebih dari sekadar slogan, kalimat itu merangkum gaya bertarungnya yang unik, bergerak ringan untuk menghindari serangan, lalu menyengat dengan pukulan-pukulan cepat, dan akurat. Kemampuannya menghindari pukulan bukan hanya soal kecepatan fisik, tetapi juga tentang antisipasi, timing, dan pemahaman mendalam tentang ritme serangan lawan.

Ali memiliki kemampuan luar biasa untuk membaca gerakan lawan, memprediksi arah pukulan, dan meresponsnya dengan gerakan kepala (head movement), geseran kaki (footwork), dan slipping (menggeser tubuh sedikit ke samping) yang minimal namun efektif. Ia tidak hanya menghindari pukulan secara pasif, tetapi seringkali gerakannya itu justru membuka celah bagi serangan baliknya yang mematikan.

Kisah tentang Ali yang mampu menghindari pukulan-pukulan dalam waktu yang sangat singkat menjadi simbol dari keunggulan teknik dan refleks di atas kekuatan brute semata. Itu adalah demonstrasi seni bela diri dalam bentuknya yang paling murni, di mana kecerdasan dan kelincahan mampu mengatasi agresi dan kekuatan semata.

Kisah ini terus menginspirasi para petinju dan penggemar olahraga di seluruh dunia, mengingatkan bahwa dalam setiap pertarungan, kecerdikan dan ketangkasan seringkali menjadi senjata yang lebih ampuh daripada sekadar adu kekuatan.

(yov)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *