Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kisah Mike Tyson Memenangkan Olimpiade Junior 1981 dan 1982



loading…

Jauh sebelum mengguncang dunia tinju profesional dengan pukulan-pukulan brutalnya, Mike Tyson muda telah menunjukkan sinyal-sinyal kedahsyatan di ring amatir / Foto: Sports Digest

Jauh sebelum mengguncang dunia tinju profesional dengan pukulan-pukulan brutalnya, Mike Tyson muda telah menunjukkan sinyal-sinyal kedahsyatan di ring amatir. Panggung awal adalah Olimpiade Junior pada tahun 1981 dan 1982. Bocah beringas ini menorehkan tinta emas dengan meraih medali emas secara dominan.

Pada tahun 1981, di Colorado Springs, Colorado, seorang bocah 15 tahun bernama Mike Tyson memasuki ring Olimpiade Junior dengan aura yang sulit diabaikan. Bertanding di kelas berat, Tyson langsung memperlihatkan kekuatannya yang di luar nalar untuk usianya.

Di partai final, ia berhadapan dengan Joe Cortez. Apa yang terjadi selanjutnya sungguh mencengangkan. Belum genap delapan detik ronde pertama berjalan, pukulan Tyson menghantam Cortez dengan telak, membuatnya terkapar tak berdaya.

Kemenangan KO tercepat dalam sejarah Olimpiade Junior itu bukan hanya mengantarkan Tyson meraih medali emas pertamanya, tetapi juga mengumumkan kehadirannya sebagai talenta tinju yang luar biasa. Seperti yang ia tulis dalam otobiografinya, kemenangan itu menjadikannya pahlawan lokal.

Setahun berselang atau tepatnya tahun 1982, Tyson kembali ke panggung Olimpiade Junior dengan status juara bertahan. Kini berusia 16 tahun, semangat dan kekuatannya tak surut sedikit pun.

Kembali bertarung di kelas berat, Tyson sekali lagi menunjukkan dominasinya. Di partai puncak, lawannya adalah Kelton Brown. Namun, nasib Brown tak jauh berbeda dengan Cortez.

Ronde pertama kembali menjadi saksi keperkasaan Tyson. Serangan demi serangan dilancarkan dengan kecepatan dan kekuatan yang menghancurkan, memaksa sudut Brown untuk melemparkan handuk tanda menyerah.

Kemenangan TKO di ronde pertama ini memastikan medali emas kedua berturut-turut bagi Mike Tyson. Kabarnya, di sepanjang partisipasinya di Olimpiade Junior pada kedua tahun tersebut, Tyson selalu mengakhiri pertandingannya dengan kemenangan KO.

Kemenangan-kemenangan di Olimpiade Junior ini memiliki arti yang sangat penting dalam perkembangan awal karier Mike Tyson. Gelar-gelar tersebut bukan hanya menjadi bukti bakat alaminya, tetapi juga memperkuat keyakinan pelatihnya, Cus D’Amato, bahwa Tyson memiliki potensi untuk menjadi juara dunia.

Kekuatan mentah, gaya bertarung agresif, dan kemampuan KO yang diperlihatkannya di usia muda menjadi ciri khas yang akan terus bersamanya hingga ke puncak karier profesionalnya. Meskipun Mike Tyson tidak pernah berpartisipasi di Olimpiade reguler setelah gagal lolos kualifikasi pada tahun 1984, dominasinya di Olimpiade Junior pada tahun 1981 dan 1982 tetap menjadi tonggak penting dalam perjalanannya.

Kisah tentang bocah dengan pukulan dahsyat yang merajai ring amatir junior menjadi babak awal yang menarik dalam karier Iron Mike. Kemenangan-kemenangan itu adalah ledakan kekuatan di usia belia, pertanda akan badai yang akan datang di kancah tinju dunia.

(yov)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *