
loading…
Lahir pada Juni 2015, Olie merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Perjalanan panjangnya dimulai pada 5 September lalu, saat ia bersama sang ibu, Isye Pinontoan, menempuh rute Jayapura–Semarang yang memakan waktu sekitar 6–7 jam. Bagi Olie, perjalanan ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan langkah besar dalam merajut mimpi menjadi atlet bulutangkis profesional.
“Awalnya mungkin karena saya juga main bulutangkis, walaupun otodidak. Lalu ada teman saya yang pelatih, dia mulai melatih anak-anak termasuk Olie,” ujar Isye di GOR Djati Jati, Kudus, dikutip Selasa (16/9).
Baca Juga: OMDC Padel Day, Rayakan Hari Olahraga dan Kesehatan Gigi Bersama Difabel
Sejak tiga tahun terakhir, Olie aktif berlatih di sebuah klub bulutangkis yang berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Cenderawasih. Kecintaannya pada olahraga tepok bulu tumbuh dari sang mama yang memang penggemar bulutangkis.
“Kalau ditanya cita-citanya, jawabnya pasti atlet bulutangkis. Jadi sebagai orang tua, kami mendukung penuh,” tutur Isye.
Meski kakaknya sempat menekuni bulutangkis namun tak bertahan lama, Olie tetap teguh mengejar mimpinya. Dukungan keluarga pun terus mengalir, meski Isye tak menampik bahwa perjuangan tersebut penuh tantangan, terutama dari sisi biaya.