Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kisah 12 Anak George Foreman, Salah Satunya Jadi Petinju Kemudian Meninggal Tragis



loading…

Kisah 12 Anak George Foreman, Salah Satunya Jadi Petinju Kemudian Meninggal Tragis

George Foreman tidak hanya dikenal atas prestasinya di atas ring tetapi juga perannya sebagai ayah dari 12 anak. Mantan juara dunia kelas berat dua kali dan peraih medali emas Olimpiade 1968 ini memiliki perjalanan hidup yang luar biasa, dari masa kecil yang sulit hingga menjadi salah satu tokoh olahraga paling dihormati. Namun, di balik kesuksesan profesionalnya, terdapat cerita menarik tentang keluarga besarnya.

Foreman memulai karier tinju profesional pada 1969 dan dengan cepat mencetak nama sebagai salah satu petinju paling tangguh. Salah satu momen terbesar dalam kariernya adalah kemenangan KO atas Joe Frazier pada 1973 yang mengantarkannya menjadi juara dunia kelas berat. Namun, kekalahannya melawan Muhammad Ali dalam “Rumble in the Jungle” pada 1974 menjadi titik balik dalam hidupnya, baik secara profesional maupun pribadi.

Setelah sempat pensiun pada 1977 dan menjadi seorang pendeta, Foreman kembali ke ring tinju di usia 38 tahun. Pada 1994, ia mencetak sejarah dengan menjadi juara dunia kelas berat tertua setelah mengalahkan Michael Moorer di usia 45 tahun. Di luar ring, Foreman membangun kesuksesan sebagai pengusaha melalui produk-produk seperti George Foreman Grill, yang membuatnya semakin dikenal luas.

George Foreman telah menikah lima kali dan memiliki 12 anak: lima putra dan tujuh putri. Foreman memiliki alasan unik di balik nama anak-anaknya, terutama putra-putranya yang semuanya dinamai George Edward Foreman. “Saya memberi nama yang sama kepada semua putra saya untuk memperkuat ikatan keluarga. Jika satu dari kami sukses, semuanya sukses. Jika satu jatuh, kami menghadapi bersama,” jelas Foreman.

Berikut adalah beberapa cerita menarik tentang anak-anaknya:

Putra-Putra Foreman

1. George Jr.
Berkarier di dunia bisnis dan marketing, George Jr. pernah menjadi eksekutif pemasaran untuk Salton, Inc., perusahaan di balik kesuksesan George Foreman Grill.

2. George III (“Monk”)
Melanjutkan jejak ayahnya sebagai petinju profesional, Monk memiliki rekor tak terkalahkan (16-0) dan juga dikenal sebagai pendiri Craft Boxing Club.

3. George IV (“Big Wheel”)
Selain menjadi produser film, Big Wheel juga mendirikan gym mewah bernama “EverybodyFights.”

4. George V (“Red”)
Meski sempat menghadapi masalah hukum, ia tetap mendapat dukungan penuh dari keluarga Foreman dan tengah mencari jalannya sendiri.

5. George VI (“Little Joey”)
Sebagai anak bungsu, Little Joey yang lahir pada 1999, tumbuh besar di bawah pengaruh warisan tinju keluarganya.

Putri-Putri Foreman



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *