Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Dibuang Fiorentina hingga Bayar Ongkos Perawatan Cedera Sendiri



loading…

Cerita Kevin Diks Berkarier di Serie A: Dibuang Fiorentina hingga Bayar Ongkos Perawatan Cedera Sendiri

Pemain Timnas Indonesia , Kevin Diks, ternyata memiliki masa-masa sulit saat berkarier di Italia. Minim menit bermain, dikesampingkan oleh Fiorentina, hingga harus merogoh kocek pribadi untuk pemulihan cedera menjadi bagian dari perjalanan pahitnya.

Kevin Diks bergabung dengan Fiorentina pada Juni 2016 dengan impian bermain di klub yang pernah melahirkan legenda seperti Gabriel Batistuta. Namun, realitas berkata lain. Hanya enam bulan setelah direkrut dari Vitesse, ia langsung dipinjamkan kembali ke klub lamanya.

“Ketika saya tidak bermain di Fiorentina selama enam bulan pertama, saya kembali ke Vitesse. Saya sangat bersemangat karena ingin menunjukkan kemampuan saya. Tetapi, saya tidak dalam pola pikir yang tepat. Saya menjalani setengah musim yang sangat buruk di Vitesse,” ungkap Kevin di kanal YouTube The Haye Way, Senin (10/2/2025).

Setelah itu, Kevin terus berpindah-pindah klub melalui skema pinjaman. Dalam rentang 2017 hingga 2021, ia sempat memperkuat Feyenoord Rotterdam, Empoli, dan klub Denmark, Aarhus GF.

Minim Kepercayaan dan Tekanan Suporter
Di Feyenoord, Kevin kembali menghadapi tantangan berat. Ia sempat tampil buruk dalam beberapa laga, membuatnya tak disukai sebagian suporter.

“Jika Anda tidak bermain sebagai pemain muda, akan lebih sulit mendapatkan kontinuitas. Saya memulai dengan buruk dan menjalani setengah musim yang buruk,” ujarnya.

Bahkan, ia mengaku mendapatkan tekanan dari pendukung Feyenoord.

“Kadang-kadang, saat saya pemanasan, mereka berkata, ‘Kembalilah ke Italia’,” kenangnya.

Meskipun sulit, pengalaman ini membentuk mentalitasnya sebagai pesepak bola profesional.

Dikesampingkan Fiorentina dan Cedera Parah
Kevin sempat mendapatkan harapan untuk kembali ke Fiorentina setelah tampil impresif di pramusim. Namun, rencana itu sirna ketika klub lebih memilih Nikola Milenkovic sebagai bek kanan utama.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *