Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Dia Seperti T-Rex Berwajah Tampan



loading…

Mike Tyson, sosok legendaris yang dikenal sebagai salah satu petinju paling menakutkan dalam sejarah kelas berat, akhirnya mengakui siapa satu-satunya petinju yang ia anggap lebih hebat daripada dirinya—bahkan di masa keemasannya. Nama itu tak lain adalah Muhammad Ali, sang The Greatest.

Dalam sebuah wawancara dengan kanal ThisIs50, dikutip secondsout, Minggu (20/4/2025) Tyson tidak ragu menyebut Ali sebagai petinju yang tidak akan pernah bisa dikalahkannya. “Tak ada orang seperti dia, benar-benar tidak ada,” ujar Tyson.

“Apa pun yang kita miliki, dia melampaui semuanya. Dia itu seperti hewan buas, tapi tampilannya seperti model. Seperti Tyrannosaurus Rex berwajah tampan. Jahat, kejam, dan bisa menenggelamkanmu di kedalaman. Dia luar biasa. Tak ada yang bisa mengalahkan Ali. Aku? Tidak mungkin.”

Pengakuan jujur ini datang dari pria yang sempat mengguncang dunia tinju sejak memulai karier profesionalnya pada 1985, di usia 18 tahun. Dalam 19 pertarungan awalnya, Tyson mencatat kemenangan KO di semua laga, dengan 12 di antaranya diselesaikan hanya di ronde pertama. Ia mencetak sejarah sebagai juara dunia kelas berat termuda setelah menghancurkan Trevor Berbick dalam dua ronde dan merebut gelar WBC—rekor yang masih belum terpecahkan hingga kini.

Kesuksesannya berlanjut ketika ia menyatukan gelar dengan mengalahkan James Smith (WBA) dan Tony Tucker (IBF), menjadikannya juara dunia kelas berat tak terbantahkan pada era 80-an hingga awal 90-an.

Namun, di balik reputasinya sebagai “Iron Mike”, Tyson menaruh respek tinggi kepada Ali—petinju flamboyan yang memenangkan pertarungan legendaris melawan Sonny Liston, Joe Frazier, dan George Foreman dalam duel bersejarah Rumble in the Jungle.

“Dia akan membawa kamu ke dalam pertarungan yang berat dan tenggelamkan kamu di sana,” ujar Tyson, menggambarkan gaya bertarung Ali yang menguras stamina dan emosi lawan.

Hingga kini, Muhammad Ali masih dikenang sebagai ikon terbesar dalam dunia tinju, bukan hanya karena prestasi di atas ring, tetapi juga karena karismanya, perjuangan sosialnya, dan mentalitas tak tergoyahkan yang menjadikannya lebih dari sekadar juara.

Mike Tyson tahu betul, meski dirinya adalah raja KO, Muhammad Ali tetap tak tergantikan.

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *