Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Deontay Wilder di Persimpangan Karier: Turun Kelas atau Pensiun?



loading…

Deontay Wilder , mantan juara dunia tinju kelas berat asal Amerika, tengah berada di persimpangan kariernya. Setelah kekalahan dari Joseph Parker di Arab Saudi dan dihentikan oleh Zhilei Zhang, Wilder menghadapi pertanyaan besar tentang masa depannya di ring tinju. Kini, hanya ada satu jalan realistis baginya untuk kembali menjadi juara dunia—namun jalan tersebut bukanlah yang ia harapkan.

Petinju berjuluk The Bronze Bomber tampaknya kesulitan menghadapi petinju-petinju kelas berat dengan tubuh lebih besar yang mampu memanfaatkan taktik yang tepat. Meski mengaku masih ingin bertarung di divisi kelas berat, kenyataannya kekalahan berturut-turut membuatnya harus mempertimbangkan alternatif.

Salah satunya adalah turun ke kelas bridgerweight , yang mungkin lebih cocok dengan posturnya saat ini. Dalam pertandingan terakhir melawan Parker, Wilder hanya memiliki bobot 213 pon, 11 pon di bawah batas kelas bridgerweight. Dengan sedikit penyesuaian, Wilder bisa masuk ke dalam ranking bridgerweight yang saat ini dipimpin oleh Lukas Rozanski, petinju asal Polandia yang belum terkalahkan.

Meski Wilder sempat menolak opsi bertarung di kelas “super cruiserweight,” kenyataan tiga kekalahan dalam empat pertarungan terakhir mungkin akan membuatnya mempertimbangkan kembali. Dalam wawancara dengan 78SPORTSTV, Wilder menyatakan keinginan kuatnya untuk kembali menjadi juara dunia dua kali, seraya mengakui bahwa dirinya saat ini dalam posisi aman. Ia merasa perlu menemukan kembali “naluri membunuh” yang membuatnya tangguh di masa lalu.

“Saya harus menemukan kembali naluri membunuh saya. Saat itu, tidak ada yang bisa mengalahkan saya. Saya akan menjadi juara dunia kelas berat dua kali,” ujar Wilder.

Meskipun tantangan besar menantinya di kelas bridgerweight, Wilder tetap memiliki senjata andalan—pukulan kerasnya yang legendaris. Dengan kekuatan pukulannya, Wilder selalu memiliki peluang untuk mencetak kemenangan KO yang bisa memperkaya warisannya sebagai penguasa dua divisi tinju dunia.

Di sisi lain, Wilder tidak melewatkan kesempatan untuk melontarkan sindiran terhadap Anthony Joshua. “Ada perbedaan antara menjadi juara yang dilahirkan dan yang dibuat. Ketika Anda dilahirkan sebagai Raja, Anda tidak perlu membuktikan diri karena Anda memang Raja. Saya lahir sebagai Raja. Dia [Joshua] adalah Raja yang dibuat, dan jika tidak, pertarungan itu sudah terjadi,” kata Wilder.

Meski penuh percaya diri, banyak yang meragukan apakah Wilder masih memiliki kemampuan untuk bersaing di puncak kelas berat. Jika Wilder serius ingin menghidupkan kembali kariernya, mengakui kenyataan dan mempertimbangkan kelas bridgerweight mungkin menjadi keputusan terbaik.

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *