Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Bangun Ekosistem Olahraga Profesional, PB POBSI Terapkan Akreditasi Arena Biliar



loading…

Bangun Ekosistem Olahraga Profesional, PB POBSI Terapkan Akreditasi Arena Biliar. Foto: POBSI

JAKARTA – – Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (PB POBSI) resmi menerapkan kebijakan akreditasi bagi arena biliar di Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk memastikan arena biliar memenuhi standar yang mendukung pembinaan atlet serta penyelenggaraan kompetisi secara profesional.

Sekretaris Jenderal PB POBSI, Achmad Fadil Nasution, menegaskan bahwa akreditasi ini merupakan bagian dari strategi besar dalam membangun ekosistem olahraga biliar yang lebih terstruktur dan berkualitas.

Arena biliar yang telah mendapatkan akreditasi akan memperoleh berbagai keuntungan. Selain mendapatkan sertifikat sebagai pengakuan resmi dari PB POBSI, arena tersebut juga dapat dijadikan tempat penyelenggaraan event resmi sesuai dengan tingkat akreditasinya. Tak hanya itu, arena yang terakreditasi juga akan mendapatkan dukungan promosi melalui kanal media sosial resmi POBSI.

Skema akreditasi ini mencakup tiga kategori, yaitu Akreditasi A, B, dan C. Arena dengan Akreditasi A memiliki standar tertinggi dan dapat menyelenggarakan turnamen tingkat nasional serta internasional. Akreditasi B diperuntukkan bagi arena yang memenuhi standar untuk event regional dan pembinaan atlet profesional. Sementara itu, Akreditasi C diberikan kepada arena yang dapat menjadi pusat latihan komunitas dan kompetisi tingkat lokal.

Saat ini, lanjut Fadil pertumbuhan arena biliar di Indonesia, baik di Jakarta maupun daerah, menunjukkan perkembangan yang cukup pesat.

Dengan adanya kebijakan akreditasi ini, diharapkan terjadi pemerataan kualitas infrastruktur biliar di seluruh wilayah. “Arena dengan standar yang baik akan membantu meningkatkan kualitas atlet dalam berlatih dan bertanding. Sponsor juga akan lebih mudah dalam menentukan arena yang layak untuk kompetisi,” tambah Fadil.

Kebijakan akreditasi ini telah mulai diberlakukan, secara efektif pendaftaran baru dapat dilakukan mulai 7 April. Fadil menegaskan bahwa arena yang tidak mengikuti akreditasi tidak akan dilarang beroperasi, namun ke depannya, kompetisi resmi POBSI akan direkomendasikan hanya berlangsung di arena yang telah tersertifikasi.

“Kalau tidak mendaftar, mungkin tempat tersebut lebih berorientasi ke hiburan, bukan ke olahraga. Dan itu tidak masalah. Namun, untuk kompetisi resmi, kami akan lebih memilih arena yang telah memenuhi standar,” jelasnya.

Akreditasi arena biliar adalah terobosan POBSI sebagai respons terhadap perkembangan industri olahraga biliar di Tanah Air. “Ini murni kebijakan yang kami rumuskan sendiri demi perkembangan olahraga biliar di Indonesia,” tegas Fadil.

Dalam proses akreditasi, pemilik atau pengelola arena diwajibkan mengajukan permohonan dengan melengkapi dokumen administrasi, seperti sertifikat kepemilikan, izin usaha, dan spesifikasi teknis fasilitas.

Selanjutnya, tim asesor yang ditunjuk oleh Dewan Akreditasi akan melakukan inspeksi langsung untuk menilai kelayakan fasilitas dari aspek meja, pencahayaan, ventilasi, tata ruang, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Sertifikat akreditasi yang diterbitkan berlaku selama dua tahun, dan arena yang telah tersertifikasi akan dipantau secara berkala. Jika terjadi penurunan mutu, PB POBSI berhak untuk meninjau ulang atau mencabut akreditasi tersebut.

PB POBSI berharap bahwa melalui penerapan sistem akreditasi yang ketat, ekosistem olahraga biliar di Indonesia akan berkembang secara menyeluruh dan berdaya saing tinggi, sehingga dapat mencetak atlet-atlet unggulan yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *