Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Akankah Kisah 15 Tahun Lalu Terulang?



loading…

Inter Milan memastikan diri menjadi finalis pertama Liga Champions 2024/2025 / Foto: INter Milan

Inter Milan memastikan diri menjadi finalis pertama Liga Champions 2024/2025. Mimpi untuk kembali berjaya di Eropa semakin dekat bagi Nerazzurri setelah mereka menyingkirkan Barcelona dalam pertarungan sengit dua leg di babak semifinal.

Sejak awal musim, Inter memang digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat. Di bawah arahan Simone Inzaghi, Nerazzurri menunjukkan soliditas di lini belakang dan ketajaman dalam serangan balik, mengandalkan duet Lautaro Martinez dan Marcus Thuram di lini depan, serta dukungan agresif dari bek sayap Federico Dimarco dan Denzel Dumfries.

Bukti ketangguhan mereka terlihat dari catatan hanya kebobolan satu gol di fase grup, meski hanya mencetak 11 gol untuk mengamankan tempat di babak delapan besar. Mereka mengakhiri fase grup dengan poin yang sama dengan Barcelona dan Arsenal, namun berada di posisi keempat karena selisih gol.

Baca Juga: Hasil Inter Milan vs Barcelona: Gol Frattesi di Extra Time Antar Inter ke Final Liga Champions

Perjalanan Inter menuju semifinal diwarnai dengan tujuh clean sheet yang luar biasa. Di babak empat besar, mereka bertemu dengan Barcelona dalam duel dua leg yang menguras emosi.

Setelah bermain imbang 3-3 di Spanyol pada leg pertama, drama kembali tersaji di Guiseppe Meazza. Inter sempat unggul dua gol di babak kedua leg kedua. Namun, Barcelona menunjukkan daya juangnya dengan mencetak tiga gol balasan, termasuk gol yang dicetak Raphinha pada menit 87.

Ketika asa Inter tampak menipis, Francesco Acerbi muncul sebagai penyelamat dengan golnya di penghujung waktu normal, memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

Baca Juga: Inter Milan Ukir Sejarah di Liga Champions usai Singkirkan Barcelona

Di babak inilah, Davide Frattesi tampil sebagai pahlawan. Gol cerdik kaki kirinya di menit 99 memastikan kemenangan dramatis 4-3 bagi Inter, sekaligus mengantarkan mereka ke final di hadapan pendukung fanatik mereka di Guiseppe Meazza.

Ini merupakan malam yang tak terlupakan dalam sejarah klub. Kemenangan ini juga mengingatkan kisah perjalanan Inter saat menyingkirkan Barcelona di semifinal Liga Champions musim 2010.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *