Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

3 Pemain Naturalisasi yang Sulit Dibujuk Gabung Timnas Indonesia


loading…

Belakangan upaya naturalisasi pemain keturunan terus dilakukan oleh PSSI guna memperkuat Timnas Indonesia . Meski beberapa nama berhasil diyakinkan, ada pula yang tetap teguh pada pilihan mereka untuk membela negara lain.

Beberapa pemain berdarah Indonesia menilai peluang mereka lebih besar di Eropa, khususnya Belanda, mengingat kompetisi dan sistem pembinaan yang lebih maju.

Berikut adalah tiga pemain keturunan yang hingga kini masih sulit dibujuk untuk membela Timnas Indonesia:

1. Pascal Struijk

3 Pemain Naturalisasi yang Sulit Dibujuk Gabung Timnas Indonesia

Pascal Struijk lahir di Deurne, Belgia, pada 11 Agustus 1999, namun besar di Belanda dan kini bermain sebagai bek untuk Leeds United. Struijk memiliki darah Indonesia dari garis keturunan kakek dan neneknya di pihak ayah.

Nama Struijk mulai masuk dalam radar PSSI sejak 2020. Namun, upaya untuk meyakinkan sang bek agar membela Timnas Indonesia tidak membuahkan hasil. Struijk lebih memilih menunggu peluang di Timnas Belanda yang memiliki reputasi sepak bola lebih baik di kancah internasional. Hingga kini, ia masih menanti kesempatan berseragam Oranje, meskipun persaingan di lini belakang tim tersebut sangat ketat.

2. Ian Maatsen

3 Pemain Naturalisasi yang Sulit Dibujuk Gabung Timnas Indonesia

Ian Maatsen lahir di Belanda pada 10 Maret 2002 dan saat ini berkarier di Liga Inggris bersama Aston Villa. Bek kiri berbakat ini memiliki garis keturunan Indonesia melalui kakek dan neneknya, yang meskipun berpaspor Suriname, berasal dari Jawa.

Potensi Maatsen untuk memperkuat Timnas Indonesia sempat menjadi pembicaraan di kalangan pencinta sepak bola Tanah Air. Namun, harapan itu kian menipis mengingat ia telah beberapa kali mendapatkan panggilan dari Timnas Belanda, meskipun belum mendapatkan menit bermain. Dengan performa stabil di klubnya saat ini, peluang Maatsen untuk membela Oranje masih terbuka, membuatnya sulit untuk mempertimbangkan tawaran dari Indonesia.

3. Jayden Oosterwolde

3 Pemain Naturalisasi yang Sulit Dibujuk Gabung Timnas Indonesia

Jayden Oosterwolde adalah pemain kelahiran Zwolle, Belanda, pada 26 April 2001. Saat ini, ia bermain untuk Fenerbahce di Liga Turki dan dikenal sebagai bek kiri dengan kecepatan serta kekuatan fisik yang mumpuni.

Oosterwolde memiliki darah campuran Suriname dan Indonesia. PSSI sudah mencoba mendekatinya sejak 2020, namun hingga kini ia masih belum memberi jawaban pasti. Dalam sebuah wawancara dengan ESPN, Oosterwolde mengakui bahwa PSSI telah menghubunginya, tetapi ia memilih menunda keputusan tersebut. Ia menyatakan bahwa mimpinya adalah membela Timnas Belanda dan masih menunggu momen yang tepat untuk mendapatkan kesempatan tersebut.

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *