Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

3 Alasan Shin Tae-yong Dipecat Jika Gagal Loloskan Indonesia ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026



loading…

3 Alasan Shin Tae-yong Dipecat Jika Gagal Loloskan Indonesia ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026

JAKARTA – Karier Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia kini berada di bawah sorotan tajam. Jika gagal membawa Skuad Garuda menembus babak empat Kualifikasi Piala Dunia 2026 , posisi Shin di kursi kepelatihan terancam berakhir. Berikut tiga alasan mengapa PSSI bisa mengambil langkah pemecatan terhadap pelatih asal Korea Selatan tersebut.

1. Target Empat Besar Grup C sebagai “Harga Mati”

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dengan tegas menyatakan bahwa target Timnas Indonesia adalah finis di posisi empat besar Grup C, yang memungkinkan tim untuk lolos ke babak selanjutnya. Erick menegaskan bahwa target ini tidak dapat dinegosiasikan dan akan menjadi bahan evaluasi terhadap kinerja Shin Tae-yong.

Erick menyampaikan bahwa Indonesia masih berpeluang mencuri poin dari dua laga kandang melawan Jepang dan Arab Saudi pada November nanti di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Namun, jika hasil yang diperoleh tidak sesuai ekspektasi, Shin bisa saja diberhentikan demi menjaga ambisi Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026.

“Tidak ada tawar-menawar lagi, kita harus finis di empat besar,” tegas Erick di Jakarta.

2. Eksperimen Strategi yang Mengundang Kritik

Selain hasil yang kurang memuaskan, Shin Tae-yong juga mendapat sorotan tajam dari publik dan netizen terkait strategi dan eksperimen yang dilakukannya dalam pertandingan. Salah satunya adalah saat Indonesia kalah dari China dengan skor 1-2 pada Oktober lalu, di mana Shin melakukan beberapa perubahan taktik dan rotasi pemain yang dinilai kurang efektif. Tagar “STY Out” ramai disuarakan di media sosial, menunjukkan kekecewaan publik terhadap gaya kepelatihan yang dinilai tidak memberikan hasil maksimal.

Banyak yang berpendapat bahwa Shin kurang bisa memaksimalkan pemain-pemain berkualitas yang dimiliki Indonesia, seperti Thom Haye dan Mees Hilgers. Jika eksperimen ini terus berlanjut dan Indonesia kembali gagal meraih hasil positif, tak sedikit pihak yang merasa Shin sudah seharusnya dievaluasi oleh PSSI.

3. Kinerja yang Menurun dan Kepercayaan yang Mulai Pudar

Awalnya, Shin Tae-yong mampu membawa angin segar dengan hasil imbang melawan Arab Saudi dan Australia. Namun, performa Timnas Indonesia kemudian merosot setelah hanya mampu bermain imbang 2-2 melawan Bahrain dan kalah dari China. Hingga kini, Indonesia baru mengantongi tiga poin dari empat laga, dan berada di peringkat kelima Grup C. Situasi ini membuat peluang Indonesia untuk lolos menjadi semakin berat, mengingat dua laga kandang tersisa menghadapi lawan berat seperti Jepang dan Arab Saudi.

Bagi PSSI, mempertahankan Shin bisa menjadi pertaruhan besar jika hasil tidak kunjung membaik. Dengan waktu yang semakin sempit, PSSI dapat mengambil langkah tegas untuk membawa Indonesia kembali ke jalur kemenangan dan memberikan peluang lebih besar di kualifikasi Piala Dunia 2026.

Jika Shin Tae-yong gagal memenuhi ekspektasi tinggi dari PSSI dan publik, bukan tidak mungkin kursi kepelatihannya akan berakhir sebelum kontraknya usai.

(sto)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *